Kanker adalah penyakit di mana sel-sel tubuh yang tidak normal tumbuh dengan tidak terkendali dan mungkin menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dalam jutaan sel yang membentuk tubuh manusia, kanker dapat berkembang di hampir semua bagian tubuh. Pada tahun 2020, terjadi penambahan 396.914 kasus kanker baru di Indonesia. Banyak dari kita akan mengalami memiliki orang yang dicintai atau teman yang terkena kanker. Tidak ada kekurangan disinformasi ketika datang pada kanker. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga mitos dan kesalahpahaman umum tentang kanker.
Mitos#1: Kamu Bisa Mendapatkan Kanker Dari Orang Lain
Secara umum, kamu tidak dapat “terinfeksi” kanker dari orang lain. Kanker bukan penyakit menular yang menyebar dari satu orang ke orang lain. Dalam situasi di mana organ atau jaringan ditransplantasikan dari satu orang ke orang lain, penerima memang menghadapi risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker. Terutama jika organ atau jaringan berasal dari donor yang pernah mengalami kanker di masa lalu. Namun, hanya ada sekitar dua kasus kanker per 10.000 transplantasi organ, sehingga risiko ini sangat rendah. Dokter menghindari penggunaan organ atau jaringan dari donor yang memiliki riwayat keganasan.
Beberapa jenis kanker mungkin disebabkan oleh virus tertentu (seperti virus papiloma manusia dan kanker serviks) dan bakteri. Meskipun virus atau bakteri tersebut mungkin menyebar dari satu orang ke orang lain, kanker yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri tersebut tidak menyebar melalui cara ini.
Mitos#2: Suasana Hati Kamu Dapat Mempengaruhi Peluang Untuk Bertahan dari Kanker
Saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung hubungan langsung antara suasana hati seseorang dengan kemungkinannya untuk menderita kanker atau meninggal karena penyakit tersebut. Selama proses kanker, umumnya seseorang akan mengalami berbagai respons emosional, termasuk respons negatif seperti sedih, mudah tersinggung, atau putus asa. Namun, sikap yang positif dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menjaga persahabatan dan tetap aktif, serta baik aktivitas fisik maupun dukungan emosional dapat membantu dalam mengatasi kanker. Menjaga sikap yang positif juga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, meskipun belum ada bukti yang kuat tentang hubungan langsung antara suasana hati pasien dengan peluang kesembuhan dari kanker, tetap penting untuk menjaga pandangan yang positif sebisa mungkin.
Mitos#3: Terlalu Banyak Gula Dapat Menyebabkan Kanker
Mitos dan konsep keliru tentang kanker terakhir yang akan kita bahas di sini adalah bahwa terlalu banyak gula dapat menyebabkan kanker atau membuat kanker semakin parah. Ini sebenarnya tidak benar. Meskipun penelitian telah menemukan bahwa sel kanker menggunakan glukosa lebih banyak daripada sel sehat, tidak ada indikasi bahwa mengonsumsi gula akan membuat kanker semakin buruk atau bahwa kanker akan berkurang atau hilang jika kamu berhenti mengurangi konsumsi gula.
Ada berbagai macam bentuk gula, yang paling sederhana ditemukan sebagai molekul tunggal. Ini termasuk glukosa dan fruktosa. Gula meja yang kita kenal disebut sukrosa. Itu terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gula ada dalam banyak hal yang kita makan.
Sel-sel sehat memerlukan glukosa untuk berfungsi dengan baik. Saat ini belum ada cara untuk mencegah sel kanker menerima glukosa selagi masih memberikan akses pada sel sehat. Jika kita mencoba membuat tubuh kelaparan glukosa dengan melakukan diet yang sangat terbatas dengan jumlah karbohidrat yang sangat rendah, kita juga akan kehilangan nutrisi penting tubuh kita. Nutrisi buruk yang dihasilkan ini malah dapat berdampak buruk pada kemampuan pasien untuk pulih dari kanker.
Bacaan Lebih Lanjut Tentang Kanker
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.