Saya selalu tertarik dengan teknologi medis. Tidak heran jika banyak inovasi, mulai dari teknik bedah minimal invasif hingga alat canggih bertenaga tinggi, berakar dari bedah kolorektal. Ini adalah bidang yang terus berkembang. Selain teknologi, saya juga memiliki pengalaman pribadi merawat orang terdekat yang menderita kanker, dan ini memperdalam komitmen saya untuk membuat perubahan di bidang ini.

Pasien harus mencari ahli bedah kolorektal jika mengalami gejala gastrointestinal yang persisten, jika disarankan untuk menjalani skrining, atau jika didiagnosis dengan kondisi kolorektal yang membutuhkan perawatan khusus.

Saya tetap aktif dalam penelitian, menghadiri konferensi internasional, dan berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk terus memperbarui pengetahuan tentang teknik mutakhir dan teknologi baru.

Saya percaya pada pendekatan yang holistik dan personal. Setiap rencana perawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien, didukung oleh nutrisi, rehabilitasi fisik, dan juga perawatan psikologis.

Ada dua pasien yang terlintas di benak saya. Salah satunya adalah orang tua baru yang masih muda dan sehat, tetapi didiagnosis menderita kanker kolorektal dengan komplikasi yang mengancam nyawa.

Pasien lainnya adalah seorang wanita lansia yang rapuh dengan kanker yang menyebabkan penyumbatan di ususnya. Ia didorong oleh keluarganya yang suportif untuk menjalani operasi.

Meskipun taruhannya tinggi, keduanya berhasil pulih berkat perawatan multidisiplin dan dukungan emosional yang kuat. Kasus-kasus ini mengingatkan saya bahwa setiap pasien memiliki cerita, dan sebagai ahli bedah, merupakan suatu kehormatan untuk menjadi bagian dari cerita itu dan memberikan perawatan terbaik yang kami bisa.

Mitos: Kanker kolorektal hanya menyerang orang tua.

Fakta: Meskipun usia adalah salah satu faktor risiko, kami melihat lebih banyak kasus pada orang dewasa yang lebih muda. Saya mengingatkan pasien untuk waspada terhadap gejala seperti pendarahan, perubahan kebiasaan buang air besar, atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Jangan tunda untuk segera memeriksakan diri.

Mitos: Jika saya merasa baik-baik saja, saya tidak perlu skrining.

Fakta: Sayangnya, kanker kolorektal sering dianggap sebagai “pembunuh diam-diam” karena sering kali tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Skrining bertujuan untuk mendeteksi masalah sebelum menjadi serius — itulah cara kita menyelamatkan nyawa.

Mitos: Operasi, jika dibutuhkan, sangat menyakitkan.

Fakta: Untungnya, kemajuan seperti teknik minimal invasif dan protokol pemulihan yang ditingkatkan telah membuat operasi modern jauh lebih nyaman.

Saya meluangkan waktu untuk mengedukasi pasien dan menjelaskan pilihan yang ada kepada mereka dengan jelas dan penuh empati. Ini untuk memastikan bahwa mereka memahami setiap opsi yang tersedia dan memiliki informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat.

Saya tetap aktif berolahraga seperti berenang, bersepeda, dan tenis. Olahraga ini membantu saya menenangkan diri dan mengisi kembali energi, yang pada akhirnya memungkinkan saya untuk tetap sepenuhnya hadir dan berinteraksi dengan pasien.

Saya sangat tertarik dengan kemajuan dalam bedah minimal invasif dan bedah robotik. Teknik-teknik ini menawarkan presisi yang lebih tinggi, sayatan yang lebih kecil, dan pemulihan yang lebih cepat bagi pasien. Sistem robotik, khususnya, meningkatkan visibilitas dan kontrol selama prosedur yang rumit, sehingga menghasilkan hasil yang lebih baik. Inovasi semacam ini mengubah cara kami melakukan bedah kolorektal, terutama untuk kasus-kasus yang kompleks.

Saya yakin bahwa skrining rutin, pola makan sehat, gaya hidup aktif, dan kewaspadaan terhadap gejala adalah kunci utama. Pencegahan dan deteksi dini tetap menjadi alat paling ampuh dalam melawan kanker kolorektal.