Kanker serviks adalah jenis kanker yang mulai berkembang di leher rahim, bagian tubuh yang menghubungkan rahim dengan vulva (vagina). Pertumbuhan sel yang tidak terkendali di leher rahim merupakan penyebab utama dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti kandung kemih dan vagina. Kanker ini disebabkan oleh jenis-jenis tertentu dari virus Human papillomavirus (HPV) yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Di Indonesia, wanita yang terkena kanker serviks sebagian besar berusia 30 tahun ke atas.
Kanker serviks juga merupakan salah satu dari 10 jenis kanker yang paling sering terjadi dan menyebabkan kematian terkait kanker pada wanita. Untungnya, deteksi dini dan pengobatan biasanya memungkinkan karena kanker serviks berkembang secara perlahan. Selain itu, berkat tes Pap yang lebih baik (prosedur pemeriksaan untuk kanker serviks) dan vaksin, jumlah wanita yang meninggal akibat penyakit ini semakin menurun setiap tahun.
HPV Dan Kanker Serviks
Kanker serviks adalah penyakit yang umumnya mempengaruhi wanita di atas 30 tahun. Penyebab utamanya adalah jenis-jenis tertentu dari human papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui hubungan seksual. Meskipun sekitar 50% orang yang aktif secara seksual akan terinfeksi HPV, hanya sebagian kecil dari mereka yang berisiko mengembangkan kanker serviks. Beberapa jenis HPV menyebabkan kutil kelamin atau kulit, sedangkan yang lain dapat menyebabkan kanker serviks. Faktor lain yang meningkatkan risikonya termasuk sistem kekebalan tubuh yang lemah, gaya hidup tidak sehat seperti minum dan merokok, HIV, dan penggunaan terus-menerus pil kontrasepsi.
Apa Gejalanya
Deteksi dini kanker serviks dapat sulit karena pertumbuhannya yang lambat, dan bisa tidak terdeteksi tanpa adanya tanda dan gejala. Namun, beberapa indikasi awal termasuk peningkatan perdarahan vagina dan keluarnya cairan setelah berhubungan seks atau antarperiode, serta pengalaman yang menyakitkan selama berhubungan seks.
Pada tahap lanjut kanker serviks, gejala menjadi lebih jelas. Misalnya, nyeri panggul, kaki bengkak, penurunan berat badan yang tiba-tiba, kelelahan yang konstan, dan bahkan gagal ginjal dapat menjadi tanda perkembangan lanjut dari kanker ini.
Pengobatan Kanker Serviks
Penemuan dini virus HPV dan gejalanya adalah kunci dalam mencegah kanker serviks. Terdapat dua jenis pilihan skrining: tes Pap dan tes HPV. Tes Pap mencari perubahan sel tidak normal pada leher rahim yang dapat berkembang menjadi kanker serviks jika tidak diobati, untuk mendeteksi kondisi pra-kanker. Tes HPV menentukan apakah virus HPV menyebabkan perubahan sel.
Perempuan berusia antara 9 dan 26 tahun dapat memilih vaksin HPV untuk meminimalkan risiko infeksi virus HPV dan kanker serviks.
Pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi adalah pilihan perawatan yang paling umum untuk kanker serviks. Dokter akan merekomendasikan rencana perawatan setelah tes Pap dan HPV, berdasarkan penilaian tahap dan perkembangan kanker pasien.
Untuk perawatan bedah, dokter dapat mengangkat jaringan yang terkena dari leher rahim. Jika menggunakan kemoterapi, akan diberikan pil dan obat-obatan untuk mengecilkan atau membunuh jaringan kanker. Terakhir, jika menggunakan radioterapi, akan melibatkan penggunaan radiasi berenergi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker.
Bacaan Lebih Lanjut Tentang Kanker Serviks
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.