Ingin lakukan prosedur pembekuan sel telur untuk menjaga kesuburan Anda, tapi khawatir apakah pembekuan sel telur meningkatkan risiko cacat lahir pada anak?
Anggapan ini muncul di Indoneesia karena masih banyak yang belum familiar dengan prosedur ini. Untuk cari tahu lebih dalam soal isu ini, bisa baca artikel selengkapnya di bawah ini!
Kembali ke Saluran Utama: Pembekuan Sel Telur
Jadwalkan Prosedur Pembekuan Sel Telur Sekarang
Apakah Bayi Hasil dari Pembekuan Sel Telur Berisiko Cacat Lahir?
Kabar baiknya, berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari sel telur yang telah dibekukan tidak memiliki risiko cacat lahir yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan alami atau metode in vitro fertilization (IVF) konvensional menggunakan sel telur segar.
Salah satu kunci utama yang membuat apakah pembekuan sel telur aman untuk bayi adalah kemajuan dalam teknik pembekuan itu sendiri.
Metode pembekuan cepat yang modern, yang disebut vitrifikasi, telah secara dramatis meningkatkan kualitas sel telur setelah dibekukan.
Proses ini meminimalkan pembentukan kristal es di dalam sel telur yang dapat menyebabkan kerusakan selama pembekuan dan pencairan. Dengan demikian, integritas sel telur tetap terjaga dengan lebih baik.
Penting untuk Anda pahami bahwa risiko kesehatan bayi lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
Salah satunya adalah usia Anda saat melakukan pembekuan sel telur.
Sel telur yang dibekukan sebelum usia 35 tahun cenderung memiliki kualitas genetik yang lebih baik, yang secara inheren mengurangi risiko kelainan kromosom, seperti down Syndrome. Hal ini sejalan dengan risiko kehamilan alami yang juga meningkat seiring bertambahnya usia wanita.
Selain itu, metode pembuahan yang umum digunakan dalam kasus bayi tabung dengan sel telur beku adalah Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI), di mana satu sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur.
Meskipun ada kekhawatiran teoritis mengenai risiko cacat bawaan dengan ICSI, data menunjukkan bahwa risikonya secara keseluruhan kurang dari 1%, angka yang sebanding dengan kehamilan alami.
Faktor lain yang berperan penting adalah kualitas laboratorium tempat proses pembekuan, pencairan (thawing), dan kultur embrio dilakukan.
Klinik dengan standar operasional yang tinggi dan embriolog yang berpengalaman akan memastikan bahwa setiap tahapan proses dilakukan dengan akurat dan hati-hati, yang akan memengaruhi tingkat keberhasilan pembekuan sel telur secara keseluruhan.
Dengan demikian, menjawab pertanyaan apakah pembekuan sel telur meningkatkan risiko cacat lahir, berdasarkan bukti ilmiah yang ada, jawabannya adalah tidak ada peningkatan risiko yang signifikan.
Tips Berhasil Lakukan Pembekuan Sel Telur
Jika Anda mempertimbangkan untuk menjalani prosedur pembekuan sel telur, ada beberapa tips yang dapat Anda ikuti untuk meningkatkan peluang keberhasilan dan memastikan proses berjalan lancar:
1. Pemilihan Waktu Ideal
Waktu terbaik untuk melakukan pembekuan sel telur adalah di usia 20 hingga 35 tahun. Pada usia ini, cadangan ovarium Anda cenderung optimal, dan kualitas sel telur juga lebih baik.
Melakukan pembekuan sel telur setelah usia 37 tahun dapat meningkatkan risiko kegagalan karena penurunan baik dalam kuantitas maupun kualitas sel telur setelah dibekukan.
Untuk tahu lebih detail kapan harus membekukan sel telur yang tepat, bisa baca selengkapnya di sini: Masa Subur Wanita sampai Umur Berapa? Ini Usia Batasannya!
2. Pemeriksaan Pendahuluan yang Komprehensif
Sebelum memulai prosedur, Anda akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menilai kondisi kesehatan reproduksi Anda.
Ini termasuk tes AMH (Anti-Müllerian Hormone) dan USG transvaginal untuk mengukur cadangan ovarium Anda, skrining infeksi (HIV, Hepatitis B/C), dan analisis hormon (FSH, LH, Estradiol).
Penting juga untuk memastikan Indeks Massa Tubuh (IMT) Anda berada dalam rentang normal (18.5–24.9) untuk meminimalkan risiko terjadinya Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS).
3. Manajemen Stimulasi Ovarium yang Tepat
Proses stimulasi ovarium melibatkan penggunaan obat hormon, seperti Follitropin, selama sekitar 10 hingga 12 hari. Dosis obat akan disesuaikan dengan respons tubuh Anda.
Pemantauan pertumbuhan folikel melalui USG berkala sangat penting untuk menghindari OHSS, terutama jika Anda memiliki riwayat sindrom polikistik ovarium (PCOS).
4. Proses Pengambilan Sel Telur (Pick-Up) yang Hati-Hati
Pengambilan sel telur biasanya dilakukan dengan anestesi ringan dan hanya memakan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Setelah prosedur, hindari aktivitas berat selama 24 jam untuk mencegah risiko perdarahan atau kram.
5. Manajemen Efek Samping yang Baik
Beberapa efek samping ringan seperti kram atau kembung mungkin Anda rasakan setelah prosedur pengambilan sel telur. Ini biasanya dapat diatasi dengan obat analgesik.
Namun, penting untuk segera menghubungi dokter jika Anda mengalami gejala OHSS yang lebih parah, seperti nyeri perut hebat atau sesak napas.
6. Penyimpanan Sel Telur dengan Metode Terbaik
Pastikan klinik yang Anda pilih menggunakan metode vitrifikasi (pembekuan cepat) untuk penyimpanan sel telur.
Metode ini terbukti lebih efektif dalam mempertahankan viabilitas sel telur dalam jangka panjang, bahkan hingga 10 tahun.
Anda juga perlu mempertimbangkan biaya penyimpanan tahunan yang umumnya berkisar antara Rp5–10 juta per tahun.
7. Pemilihan Fasilitas Kesehatan yang Terpercaya
Pilihlah klinik fertilitas yang memiliki reputasi baik, didukung oleh teknologi vitrifikasi terkini, dan memiliki tim embriolog yang berpengalaman.
Beberapa dari Anda mungkin mempertimbangkan untuk melakukan pembekuan sel telur di luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand, karena persepsi keunggulan teknologi dan pengalaman, dengan biaya yang mungkin kompetitif jika Anda mempertimbangkan seluruh biaya perjalanan dan akomodasi.
Ingin Lakukan Pembekuan Sel Telur yang Optimal? 365Sehat Bisa Bantu Anda!
Untuk Anda yang tertarik lakukan prosedur pembekuans el telur di luar negeri, 365Sehat bekerjasama dengan berbagai rumah sakit dan klinik fertilitas di Singapura, Malaysia, hingga Thailand, yang hadirkan layanan pembekuan sel telur terbaik untuk Anda.
Ini beberapa paket prosedur pembekuan sel telur di sana yang bisa Anda pertimbangkan:

Tak perlu khawatir soal perizinan, kami bisa bantu jadwalkan appointment sampai bantu akomodasinya selama di sana. Tertarik untuk coba? Info lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini!
Info Terkait
- Ingin konsultasi lebih lanjut? Bisa hubungi tim 365Care via WhatsApp (wa.me/6590991662)
- Temukan harga paket pembekuan sel telur dan perawatan fertilitas dari berbagai rumah sakit/klinik se-Asia.
Konten Terkait
Kembali ke Saluran Utama: Pembekuan Sel Telur
Referensi:
De Proost, M., Paton, A. Medical versus social egg freezing: the importance of future choice for women’s decision-making. Monash Bioeth. Rev. 40, 145–156 (2022). https://doi.org/10.1007/s40592-022-00153-9
Kakkar, P., Geary, J., Stockburger, T., Kaffel, A., Kopeika, J., & El-Toukhy, T. (2023). Outcomes of Social Egg Freezing: A Cohort Study and a Comprehensive Literature Review. Journal of clinical medicine, 12(13), 4182. https://doi.org/10.3390/jcm12134182
Katsani, D., Paraschou, N., Panagouli, E., Tsarna, E., Sergentanis, T. N., Vlahos, N., & Tsitsika, A. (2024). Social Egg Freezing—A Trend or Modern Reality? Journal of Clinical Medicine, 13(2), 390. https://doi.org/10.3390/jcm13020390
U.-B. Wennerholm, V. Söderström-Anttila, C. Bergh, K. Aittomäki, J. Hazekamp, K.-G. Nygren, A. Selbing, A. Loft, Children born after cryopreservation of embryos or oocytes: a systematic review of outcome data, Human Reproduction, Volume 24, Issue 9, September 2009, Pages 2158–2172, https://doi.org/10.1093/humrep/dep125
Zhang L, Zhang W, Xu H, et al. Birth defects surveillance after assisted reproductive technology in Beijing: a whole of populationbased cohort study. BMJ Open 2021;11:e044385. doi:10.1136/bmjopen-2020-044385
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi health365.asia/365mall.