fbpx
Kenali Henti Jantung Mendadak, Penyebab, dan Pengobatannya

Kenali Henti Jantung Mendadak, Penyebab, dan Pengobatannya

Kenali Henti Jantung Mendadak, Penyebab, dan Pengobatannya

Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah serangan jantung, tetapi ada kondisi lain yang tak kalah berbahaya dan sering disalahpahami, yaitu henti jantung mendadak.

Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang dapat terjadi pada siapa saja, bahkan tanpa riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Memahami apa itu henti jantung mendadak, penyebab, serta cara menanganinya adalah langkah pertama untuk melindungi diri dan orang-orang terdekat Anda.

Kembali ke Saluran Utama: Skrining Jantung/Medical Check Up Jantung

Jadwalkan Skrining Jantung dan Pengobatannya Sekarang

Apa Itu Henti Jantung Mendadak?

Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi gawat darurat yang terjadi ketika jantung secara tiba-tiba berhenti berdetak.

Ini bukan karena penyumbatan aliran darah, melainkan karena gangguan pada sistem kelistrikan jantung, yang dikenal sebagai aritmia jantung.

Akibatnya, jantung tidak bisa lagi memompa darah ke seluruh tubuh, terutama ke otak dan organ vital lainnya.

Dalam hitungan detik, penderitanya akan kehilangan kesadaran, berhenti bernapas, dan tidak ada denyut nadi.

Jika tidak ditangani dalam hitungan menit, kondisi ini bisa berujung pada kematian.

Kondisi ini berbeda dengan serangan jantung, meskipun keduanya sama-sama darurat.

Serangan jantung adalah saat aliran darah ke otot jantung terhambat (misalnya karena penyakit jantung koroner), yang bisa memicu henti jantung mendadak.

Namun, tidak semua serangan jantung berujung pada henti jantung mendadak.

Untuk tahu apa perbedaan serangan jantung dan henti jantung, bisa baca selengkapnya di sini: Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung yang Perlu Diwaspadai.

Penyebab dan Gejala Henti Jantung Mendadak

Penyebab utama henti jantung mendadak adalah aritmia jantung yang serius.

Dua jenis aritmia yang paling sering menjadi penyebabnya adalah fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikel tanpa nadi.

Pada fibrilasi ventrikel, bilik jantung bagian bawah (ventrikel) hanya bergetar kacau, alih-alih memompa darah dengan kuat.

Namun, di balik gangguan listrik ini, ada berbagai kondisi medis yang sering menjadi pemicu, seperti:

  • Penyakit jantung koroner, yang menjadi penyebab terbanyak kasus ini.
  • Kardiomiopati, yaitu pelebaran atau penebalan otot jantung yang melemahkan kemampuan pompa.
  • Penyakit jantung bawaan atau gangguan elektrolit seperti kadar kalium atau magnesium yang sangat rendah.

Lalu, bagaimana kita tahu jika seseorang mengalami henti jantung mendadak? Gejalanya bisa sangat tiba-tiba ataupun bisa muncul sebelumnya, seperti:

  • Pasien akan langsung pingsan atau kolaps
  • Tidak ada respons saat dipanggil dan tidak bernapas
  • Tidak akan bisa merasakan denyut nadinya.
  • Nyeri dada yang terasa seperti ditekan
  • Sesak napas tanpa sebab jelas
  • Jantung yang berdebar kencang (palpitasi).

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala ini, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis.

Baca Juga: Ini Pertolongan Pertama Serangan Jantung yang Wajib Dipahami

Faktor Risiko dan Cara Mencegahnya

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami henti jantung mendadak, yaitu:

  • Memiliki riwayat penyakit keluarga terkait jantung
  • Pernah mengalami serangan jantung
  • Memiliki kondisi seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah yang tidak terkontrol
  • Merokok, obesitas, diabetes, serta aktivitas fisik yang intens pada orang yang jarang berolahraga

Meskipun terdengar menakutkan, henti jantung mendadak dapat dicegah. Kuncinya adalah mengelola faktor risiko yang ada, seperti:

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi jantung Anda
  • Jika Anda memiliki penyakit dasar seperti hipertensi atau diabetes, patuhi pengobatan yang diberikan dokter
  • Jaga pola makan dengan diet seimbang
  • Rutin berolahraga setidaknya 150 menit per minggu
  • Hindari kebiasaan merokok
  • Bagi pasien yang memiliki kondisi jantung tertentu, dokter mungkin merekomendasikan alat medis seperti kardioverter defibrilator yang dapat ditanamkan untuk mendeteksi dan mengoreksi aritmia secara otomatis.

Diagnosis dan Pengobatan Henti Jantung Mendadak

Ketika seseorang mengalami henti jantung mendadak, diagnosis dilakukan di tempat.

Petugas medis atau bahkan orang awam yang terlatih akan memeriksa apakah pasien tidak responsif dan tidak bernapas.

Di rumah sakit, EKG akan digunakan untuk mengonfirmasi adanya fibrilasi ventrikel atau aritmia lain.

Setelah pasien berhasil diselamatkan, serangkaian tes akan dilakukan untuk mencari penyebabnya, seperti:

  • Angiografi koroner atau kateterisasi jantung untuk melihat apakah ada sumbatan di arteri jantung.
  • Ekokardiografi untuk menilai fungsi pompa jantung.

Penanganan henti jantung mendadak harus segera diberikan dalam 3–5 menit untuk meningkatkan peluang bertahan hidup.

Resusitasi Jantung Paru (RJP (CPR)) dan defibrilasi adalah dua tindakan yang krusial.

RJP (CPR) melibatkan kompresi dada yang kuat dan cepat untuk menjaga sirkulasi darah ke otak.

Sementara itu, defibrilasi menggunakan alat seperti AED (automated external defibrillator) untuk memberikan kejut listrik yang dapat “me-reset” irama jantung kembali normal.

Setelah pasien dibawa ke rumah sakit, pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah sumbatan arteri, angioplasti mungkin diperlukan.

Untuk pengobatan jangka panjang, dokter dapat meresepkan obat atau merekomendasikan pemasangan ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator) untuk mencegah kejadian terulang.

Ingin Cegah Risiko Henti Jantung Mendadak? Konsultasi dengan Dokter Spesialis Jantung di Singapura Sekarang!

Untuk Anda yang khawatir akan isu kesehatan jantung dan ingin cari opsi medis dengan kualitas lebih baik dari Indonesia, Singapura bisa jadi opsi terbaiknya.

Untuk hal ini, 365Sehat bisa bantu hubungkan Anda dengan para dokter spesialis jantung dari rumah sakit terkemuka di Singapura.

Kami bisa bantu jadwalkan appointment hingga bantu akomodasi Anda selama perawatan di Singapura.

Tertarik untuk coba? Info lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini!

Info Terkait

Artikel Terkait

Kembali ke Saluran Utama: Skrining Jantung/Medical Check Up Jantung

Cari Dokter Spesialis Jantung

Referensi:

Ha, Andrew C.T. et al. (2022). Prediction of Sudden Cardiac Arrest in the General Population: Review of Traditional and Emerging Risk Factors. Canadian Journal of Cardiology, Volume 38, Issue 4, 465 – 478

La Gerche, Andre et al. (2024). A Call to Action to Improve Cardiac Arrest Outcomes: A Report From the National Summit for Cardiac Arrest. Heart, Lung and Circulation, Volume 33, Issue 11, 1507 – 1522

Reinier, K., Dizon, B., Chugh, H., Bhanji, Z., Seifer, M., Sargsyan, A., Uy-Evanado, A., Norby, F. L., Nakamura, K., Hadduck, K., Shepherd, D., Grogan, T., Elashoff, D., Jui, J., Salvucci, A., & Chugh, S. S. (2023). Warning symptoms associated with imminent sudden cardiac arrest: a population-based case-control study with external validation. The Lancet. Digital health, 5(11), e763–e773. https://doi.org/10.1016/S2589-7500(23)00147-4

Tandaju, J., & Tayuwijaya, K. (2020). Modifiable Survival Factors of Out-of-Hospital Cardiac Arrest among Global Population: Systematic Review and Meta-Analysis. Indonesian Journal of Cardiology, 41(3). https://doi.org/10.30701/ijc.1014

Yuniadi, Y. (1). Kematian Jantung Mendadak di Indonesia. Indonesian Journal of Cardiology, 30(3), 91-3. https://doi.org/10.30701/ijc.v30i3.275

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi health365.asia/365mall.