fbpx
Mengenal Seputar Gigi Retak, Penyebab, Gejala, hingga Solusinya

Mengenal Seputar Gigi Retak, Penyebab, Gejala, hingga Solusinya

Mengenal Seputar Gigi Retak, Penyebab, Gejala, hingga Solusinya

Saat merasakan nyeri tajam ketika mengunyah atau sensasi ngilu saat minum air dingin, bisa jadi adalah tanda dari gigi retak, kondisi yang sering kali diabaikan namun bisa berakibat fatal jika tidak ditangani segera.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa gigi Anda bisa retak, bagaimana mengenali gejalanya, hingga kiat untuk mengatasinya.

Kembali ke Big Story: Perawatan Gigi Retak

Jadwalkan Konsultasi dan Prosedur Seputar Gigi Sekarang

Penyebab Gigi Retak

Gigi kita memang kuat, tapi bukan berarti tidak bisa retak. Kondisi ini sering kali terjadi karena kombinasi antara tekanan berlebihan dan kondisi gigi yang sudah lemah.

Beberapa penyebab gigi retak yang paling umum antara lain:

1. Kebiasaan Mengunyah Benda Keras

Sering mengunyah es batu, permen keras, atau bahkan menggigit pulpen bisa memberikan tekanan ekstrem pada enamel gigi dan dentin hingga akhirnya memicu keretakan.

2. Bruxism

Kebiasaan menggeretakkan atau mengepalkan gigi, terutama saat tidur, membuat gigi terus-menerus mendapat tekanan yang bisa melemahkannya seiring waktu.

3. Perubahan Suhu Ekstrem

Mengonsumsi minuman panas lalu segera diikuti dengan minuman dingin bisa menyebabkan enamel gigi memuai dan menyusut secara cepat, yang lama-kelamaan bisa memicu retak.

4. Tambalan Besar

Gigi yang memiliki tambalan sangat luas cenderung lebih rapuh dan rentan retak karena struktur gigi aslinya sudah tidak utuh.

5. Trauma Fisik

Benturan keras pada mulut, seperti saat berolahraga tanpa pelindung atau kecelakaan, bisa langsung menyebabkan gigi patah atau retak.

6. Penyakit Gusi

Kondisi seperti gingivitis yang menyebabkan tulang penyangga gigi keropos, membuat gigi goyah dan mudah retak.

Jenis-jenis Gigi Retak

Tidak semua retakan gigi itu sama. Ada beberapa jenis retak dengan tingkat keparahan yang berbeda:

1. Craze Lines

Ini adalah retakan sangat kecil yang hanya terjadi pada lapisan enamel gigi. Biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dan hanya menjadi masalah estetika.

2. Fractured Cusp

Retakan yang terjadi pada salah satu tonjolan gigi (cusp). Sering terjadi di sekitar tambalan dan biasanya tidak sampai merusak pulpa gigi (bagian terdalam gigi).

3. Gigi Retak

Retakan yang membentang secara vertikal dari permukaan kunyah ke arah akar gigi. Jika tidak segera ditangani, retakan ini bisa meluas dan membuat gigi terbelah.

4. Gigi Terbelah

Ini adalah kondisi di mana gigi sudah terbelah menjadi dua bagian. Sering kali merupakan perkembangan dari gigi retak yang dibiarkan. Pada kondisi ini, sering kali gigi harus dicabut.

5. Fraktur Akar Vertikal

Retakan yang dimulai dari akar gigi dan meluas ke atas. Jenis ini sangat sulit dideteksi karena sering kali tidak terlihat secara kasat mata dan baru diketahui saat sudah menyebabkan infeksi gigi.

Gejala Gigi Retak yang Perlu Anda Waspadai

Gigi retak bisa sangat menipu karena gejalanya tidak selalu konsisten. Terkadang rasa sakitnya bisa datang dan pergi. Berikut adalah beberapa gejala yang paling umum:

  • Nyeri Saat Mengunyah: Rasa sakit yang tajam, terutama saat Anda melepaskan tekanan gigitan.
  • Gigi Sensitif: Gigi terasa ngilu atau sakit saat terpapar makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin. Kondisi ini mirip dengan gejala gigi berlubang tapi rasa sakitnya seringkali lebih spesifik.
  • Pembengkakan pada Gusi: Di sekitar area gigi yang retak, gusi bisa mengalami pembengkakan karena adanya infeksi gigi.
  • Nyeri yang Tidak Konsisten: Rasa sakit bisa muncul dan menghilang tanpa pola yang jelas, membuat Anda sulit menentukan sumber masalahnya.

Cara Mengatasi Gigi Retak

Penanganan gigi retak tergantung seberapa parah kerusakannya. Berikut beberapa pilihan yang umum dilakukan dokter gigi:

1. Tambal Gigi

Cocok untuk retakan kecil. Resin berwarna mirip gigi diaplikasikan, lalu dikeraskan dengan cahaya khusus. Praktis, cepat, dan relatif terjangkau.

2. Crown Gigi

Jika retakan cukup besar, gigi perlu dilapisi crown untuk melindungi struktur yang masih tersisa. Crown juga membantu mengurangi rasa nyeri saat mengunyah.

3. Perawatan Saluran Akar (Root Canal Treatment/RCT)

Diperlukan bila retakan sudah mencapai pulpa gigi dan menimbulkan infeksi. Dokter akan membersihkan saluran akar gigi, mengangkat jaringan pulpa yang terinfeksi, lalu menutupnya. Biasanya diakhiri dengan pemasangan crown gigi agar kuat kembali.

4. Veneer

Pilihan untuk retakan ringan pada gigi depan yang mengganggu penampilan. Veneer lebih bersifat kosmetik dibanding struktural.

5. Ekstraksi Gigi

Dilakukan bila gigi sudah terbelah (split tooth) atau retak vertikal hingga akar gigi. Setelah dicabut, dokter akan menyarankan implan atau bridge sebagai pengganti.

Untuk tahu berapa estimasi biaya perawatan gigi ini, bisa baca selengkapnya di sini: Estimasi Biaya Perawatan Gigi Berlubang di Singapura dan Malaysia.

Cara Mencegah Masalah Gigi Retak

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menghindari masalah gigi retak, Anda bisa melakukan beberapa hal sederhana:

  • Hindari Makanan Keras: Kurangi kebiasaan mengunyah es batu, permen, atau benda keras lainnya.
  • Gunakan Pelindung Mulut: Jika Anda hobi berolahraga dengan risiko benturan, gunakan mouthguard untuk melindungi gigi Anda.
  • Gunakan Pelindung Malam: Jika Anda memiliki kebiasaan bruxism, tanyakan kepada dokter gigi tentang night guard untuk mencegah gigi menggesek saat tidur.
  • Perawatan Rutin ke Dokter Gigi: Kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali sangat penting untuk mendeteksi masalah lebih dini, termasuk retakan kecil yang belum terlihat.

Dokter Gigi Pilihan yang Bisa Dipertimbangkan

Jika Anda sedang pertimbangkan untuk coba opsi medis ke luar negeri untuk mengatasi masalah gigi, ini dokter spesialis gigi di Singapura yang bisa Anda pertimbangkan:

Loading...
Powered by 365Find

[Big Story] Varises

Temukan Opsi Perawatan dari Bedah hingga Non-Bedah

Dr Johnathan Wee

Singapore, Singapore
Dentistry, Endodontics

[SG] Featured Doctor

Dr Tay Jia Sheng - Spesialis Bedah Umum di Singapura

Untuk dijadwalkan appointment bersama dokter spesialis gigi di sana, 365Sehat bisa bantu Anda jadwalkan janji temunya hingga bantu akomodasinya selama di sana.

Jadi Anda bisa dapatkan layanan dengan aman, nyaman, dan pastinya bebas hambatan.

Tertarik untuk coba? Info lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini!

FAQ

1. Apa penyebab utama gigi retak?

Penyebab gigi retak antara lain kebiasaan menggigit benda keras, trauma atau benturan, bruxism (menggeretakkan gigi), perubahan suhu ekstrem, tambalan besar, penyakit gusi, serta faktor usia.

2. Bagaimana cara mengetahui gigi saya retak?

Gejala gigi retak biasanya berupa nyeri saat mengunyah, rasa ngilu terhadap panas atau dingin, nyeri hilang-timbul, pembengkakan gusi, atau permukaan gigi terasa kasar.

3. Apakah semua gigi retak harus dicabut?

Tidak selalu. Perawatan tergantung tingkat kerusakan. Retakan kecil bisa ditambal atau dipasangi veneer, sedangkan retakan dalam mungkin butuh crown gigi atau perawatan saluran akar. Gigi hanya dicabut bila sudah tidak bisa diselamatkan.

4. Apa perbedaan tambal gigi dan perawatan saluran akar pada kasus gigi retak?

Tambal gigi dilakukan jika kerusakan hanya pada enamel atau dentin. Perawatan saluran akar diperlukan bila retakan sudah mengenai pulpa gigi dan menimbulkan infeksi.

5. Bagaimana cara mencegah gigi retak?

Hindari menggigit benda keras, gunakan pelindung saat olahraga, atasi bruxism dengan night guard, jaga kebersihan mulut, dan lakukan kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan.

Info Terkait Lainnya

Referensi:

Kakka, A., Gavriil, D., & Whitworth, J. (2022). Treatment of cracked teeth: A comprehensive narrative review. Clinical and experimental dental research, 8(5), 1218–1248. https://doi.org/10.1002/cre2.617

Li, F., Diao, Y., Wang, J., Hou, X., Qiao, S., Kong, J., Sun, Y., Lee, E. S., & Jiang, H. B. (2021). Review of Cracked Tooth Syndrome: Etiology, Diagnosis, Management, and Prevention. Pain research & management, 2021, 3788660. https://doi.org/10.1155/2021/3788660

Rashedi, H. E., Alduiji, . F. S., Alturki, . K. S., Algragri, . R. H., Howsawi, . R. A. E., Kanfar, . M. F. & Alwasi, . K. A. (2024) Prevalence and distribution of cracked tooth: a systematic review. International Journal of Medicine in Developing Countries, 8 (9), 2460-2466. doi:10.24911/IJMDC.51-1642625457

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi health365.asia/365mall.