fbpx
Kenali Apa Itu Ovulasi, Proses, & Cara Mengetahuinya

Kenali Apa Itu Ovulasi, Proses, & Cara Mengetahuinya

Kenali Apa Itu Ovulasi, Proses, & Cara Mengetahuinya
Eye Health

Salah satu fase yang paling penting dan seringkali menjadi kunci untuk memahami kesehatan reproduksi wanita adalah ovulasi. Banyak dari kita mungkin sering mendengar istilah ini, tetapi apa itu ovulasi sebenarnya, dan mengapa sangat penting untuk Anda pahami?

Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk ovulasi, mulai dari definisi, proses, hingga mengapa penting bagi Anda untuk mengetahuinya.

Kembali ke Saluran Utama: Kesehatan Wanita

Jadwalkan Program Kehamilan dan Cek Kesuburan Sekarang

Temukan Paket Program Kehamilan dan Cek Kesuburan di Malaysia dan Singapura Terbaiknya

Apa Itu Ovulasi?

Ovulasi adalah fase penting dalam siklus menstruasi di mana sel telur (ovum) yang sudah matang dilepaskan dari ovarium (indung telur). Sel telur ini kemudian bergerak menuju saluran tuba fallopi dan siap untuk dibuahi oleh sperma.

Proses ini adalah puncak dari masa subur Anda, periode di mana peluang untuk terjadinya kehamilan sangat tinggi.

Sel telur yang baru dilepaskan hanya memiliki waktu hidup sekitar 12 hingga 24 jam. Sementara itu, sperma bisa bertahan di dalam saluran reproduksi hingga 7 hari.

Itu sebabnya, periode masa subur tidak hanya mencakup hari ovulasi, tetapi juga beberapa hari sebelumnya.

Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, melakukan hubungan intim pada periode ini sangat dianjurkan.

Proses Terjadinya Ovulasi

Proses ovulasi bukanlah kejadian instan, melainkan serangkaian tahapan yang dipicu oleh interaksi kompleks antar hormon.

1. Fase Folikular (Sekitar Hari 1–14)

Pada awal siklus haid, kelenjar pituitari di otak melepaskan hormon yang disebut FSH (Follicle-Stimulating Hormone).

Hormon ini merangsang ovarium untuk mematangkan sekitar 5 hingga 20 folikel, yaitu kantung-kantung kecil yang berisi sel telur.

Dari sekian banyak folikel, hanya satu yang akan tumbuh paling dominan. Folikel yang dominan ini kemudian memproduksi hormon estrogen.

Peningkatan hormon estrogen ini berfungsi menebalkan endometrium (dinding rahim) sebagai persiapan jika terjadi pembuahan.

2. Puncak LH dan Ovulasi (Sekitar Hari 14)

Ketika kadar hormon estrogen mencapai puncaknya, otak memberikan sinyal untuk melepaskan hormon lain yang disebut LH (Luteinizing Hormone).

Lonjakan tajam hormon LH inilah yang menjadi pemicu utama. Dalam kurun waktu 24 hingga 36 jam setelah lonjakan LH, folikel dominan akan pecah dan melepaskan sel telur matang ke saluran tuba fallopi. Inilah yang disebut dengan ovulasi.

Sisa dari folikel yang pecah akan berubah menjadi korpus luteum.

3. Fase Luteal (Sekitar Hari 15–28)

Setelah ovulasi, korpus luteum bertugas memproduksi hormon progesteron. Hormon ini berfungsi menjaga ketebalan endometrium agar siap menerima embrio.

Jika pembuahan (fertilisasi) tidak terjadi, korpus luteum akan hancur dan kadar hormon progesteron pun menurun. Penurunan hormon inilah yang memicu siklus haid berikutnya.

    Ciri-ciri Ovulasi

    Tubuh seringkali memberikan sinyal alami ketika Anda sedang dalam masa ovulasi. Memahami sinyal-sinyal ini bisa membantu Anda memprediksi masa subur dengan lebih akurat.

    • Perubahan Lendir Serviks: Ini adalah salah satu tanda paling jelas. Lendir serviks akan berubah menjadi jernih, licin, dan elastis seperti putih telur mentah. Perubahan ini terjadi untuk membantu sperma berenang lebih mudah menuju sel telur.
    • Nyeri Ringan di Perut (Mittelschmerz): Beberapa wanita merasakan nyeri ringan atau sensasi kram di salah satu sisi perut bagian bawah. Nyeri ini bisa berlangsung beberapa menit hingga jam dan dipercaya akibat pecahnya folikel yang melepaskan sel telur.
    • Kenaikan Suhu Basal Tubuh (SBT): Setelah ovulasi, suhu tubuh Anda saat istirahat (SBT) akan naik sekitar 0.3–0.6°C. Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan hormon progesteron.
    • Peningkatan Libido: Beberapa wanita melaporkan adanya dorongan seksual yang meningkat secara alami saat masa subur.
    • Perubahan Posisi Serviks: Dengan meraba leher rahim, Anda bisa merasakan bahwa serviks terasa lebih lunak, lebih terbuka, dan posisinya lebih tinggi saat ovulasi terjadi.

    Cara Mengetahui Masa Ovulasi

    Untuk mengetahui apa itu ovulasi dan kapan waktu terjadinya, Anda bisa menggunakan beberapa metode berikut:

    • Kalender Menstruasi: Jika siklus menstruasi Anda teratur, ovulasi biasanya terjadi sekitar 14 hari sebelum hari pertama haid berikutnya.
    • Metode Lendir Serviks: Pantau perubahan tekstur keputihan bening yang Anda alami setiap hari. Ketika teksturnya mirip putih telur, kemungkinan besar Anda sedang berovulasi.
    • Mengukur Suhu Basal Tubuh: Ukur suhu tubuh Anda setiap pagi sebelum beraktivitas. Kenaikan suhu yang konsisten menandakan ovulasi sudah terjadi.
    • Alat Tes Ovulasi: Alat ini dijual bebas di apotek dan berfungsi mendeteksi lonjakan hormon LH dalam urine Anda, yang merupakan penanda ovulasi akan segera terjadi.

    Kondisi Medis yang Memengaruhi Ovulasi

    Tidak semua wanita mengalami ovulasi secara teratur. Beberapa kondisi medis bisa menyebabkan anovulasi, yaitu kondisi di mana ovulasi tidak terjadi sama sekali, yang bisa berdampak pada kesuburan atau infertilitas.

    • Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): Ini adalah salah satu penyebab paling umum. Ketidakseimbangan hormon membuat folikel tidak dapat matang, sehingga ovulasi tidak terjadi.
    • Gangguan Hormon Tiroid: Fungsi tiroid yang tidak normal dapat mengacaukan hormon reproduksi Anda.
    • Stres Berlebihan atau Gangguan Makan: Stres kronis atau pola makan yang sangat ketat bisa mengganggu produksi hormon yang memicu ovulasi.

    Jika Anda mengalami siklus haid yang sangat tidak teratur atau jarang, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.

    Mengapa Penting Mengetahui Ovulasi?

    Memahami apa itu ovulasi dan kapan terjadinya bukan sekadar pengetahuan, melainkan alat penting untuk mengendalikan kesehatan reproduksi Anda.

    • Merencanakan Kehamilan: Mengetahui masa subur akan membantu Anda merencanakan waktu terbaik untuk berhubungan intim, sehingga meningkatkan peluang kehamilan.
    • Sebagai Kontrasepsi Alami: Sebaliknya, menghindari hubungan intim pada masa subur bisa menjadi metode kontrasepsi alami, meskipun metode ini memiliki risiko yang lebih tinggi jika tidak dilakukan secara akurat.
    • Mendeteksi Masalah Kesehatan: Pola ovulasi yang tidak teratur atau anovulasi kronis bisa menjadi indikator adanya masalah kesehatan, seperti PCOS atau ketidaksuburan, yang memerlukan penanganan medis.
    • Memahami Tubuh Lebih Dalam: Pada akhirnya, pengetahuan ini membantu Anda lebih peka terhadap perubahan tubuh sendiri, mulai dari perubahan lendir serviks hingga suhu basal tubuh, sehingga Anda dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk kesehatan Anda.

    Hubungi Kami untuk Jadwalkan Promil dan Cek Kesuburan di Malaysia hingga Singapura Sekarang!

    Untuk Anda yang ingin konsultasikan seputar kesuburan hingga rencanakan program kehamilan namun belum membuahkan hasil, bisa coba pertimbangkan konsultasi ke RS/klinik fertilitas di Malaysia atau Singapura.

    365Sehat bekerjasama dengan berbagai rumah sakit/medical center/klinik terkemuka di Malaysia hingga Singapura, bisa bantu hubungkan Anda dengan para dokter spesialis kandungan terbaiknya dan bantu akomodasi Anda selama di sana.

    Tertarik untuk coba? Info lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini!

    Info Terkait

    Konten Terkait

    Kembali ke Saluran Utama: Kesehatan Wanita

    Cari Dokter

    Dr Kenneth Lee

    Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

    Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi health365.asia/365mall.