Banyak orang menganggap mendengkur sebagai gangguan yang tidak berbahaya. Namun jika terjadi terus-menerus—terutama bila keras atau disertai terengah-engah/tersedak—bisa menjadi tanda kondisi medis serius.
Bukti semakin menunjukkan bahwa mendengkur kronis terkait masalah jantung, khususnya ketika disebabkan oleh obstructive sleep apnea (OSA). Meskipun kesadaran akan sleep apnea dan dampaknya terhadap kesehatan jantung sudah meningkat, banyak yang masih mengabaikan kemungkinan bahwa pola pernapasan malam hari mereka mengindikasikan masalah mendasar.
Dalam artikel ini, kami akan membahas penyebab mendengkur, kaitannya dengan sleep apnea, dan mengapa hubungan ini penting bagi jantung Anda. Kami juga akan menjelaskan faktor risiko utama dan tanda peringatan yang perlu diwaspadai.
Kembali ke Saluran Utama: Skrining Jantung
Jadwalkan Skrining Jantung di Singapura hingga Malaysia Sekarang
Temukan Paket Skrining Jantung Terbaik di Singapura dan Malaysia Lainnya
Apa Penyebab Mendengkur?
Mendengkur terjadi ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit atau terhambat sebagian di hidung, mulut, atau tenggorokan selama tidur.
Getaran jaringan di sekitarnya menghasilkan suara khas tersebut. Mendengkur sesekali bisa disebabkan hidung tersumbat, konsumsi alkohol, atau tidur telentang.
Namun, mendengkur kronis—terutama jika keras dan terus-menerus—dapat mengindikasikan obstructive sleep apnea, gangguan tidur yang mengganggu pernapasan normal dan aliran oksigen.
Hubungan Mendengkur dan Sleep Apnea
Dalam banyak kasus, mendengkur adalah red flag untuk sleep apnea, khususnya obstructive sleep apnea (OSA).
Penderita OSA mengalami episode berulang kolapsnya saluran napas selama tidur, menyebabkan jeda napas yang bisa berlangsung 10 detik atau lebih.
Gangguan ini menurunkan kadar oksigen darah dan mengacaukan siklus tidur pemulihan.
Gejala sleep apnea meliputi:
- Mendengkur keras dan kronis
- Terengah-engah atau tersedak saat tidur
- Kelelahan di siang hari
- Sakit kepala saat bangun di pagi hari
- Sulit berkonsentrasi
Di Indonesia, sleep apnea sering tidak terdiagnosis, terutama pada lansia dan individu dengan obesitas.
Padahal, sleep apnea yang tidak diobati erat kaitannya dengan peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular seperti hipertensi, aritmia, stroke, dan gagal jantung.
Sebuah studi di Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa penderita OSA sedang hingga berat memiliki insiden penyakit arteri koroner dan hipertensi yang jauh lebih tinggi.
Telusuri Paket Skrining Jantung di 365Mall
Dampak Mendengkur dan Sleep Apnea pada Jantung
Kaitan antara mendengkur, sleep apnea, dan penyakit jantung terletak pada stres fisiologis yang membebani sistem kardiovaskular:
1. Kekurangan Oksigen dan Peningkatan Tekanan Darah
Setiap jeda napas menurunkan kadar oksigen darah. Otak merespons dengan memberi sinyal untuk meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah.
Siklus berulang ini menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi)—faktor risiko utama penyakit jantung.
2. Peradangan dan Kerusakan Arteri
Sleep apnea memicu peradangan kronis yang merusak lapisan endotel pembuluh darah, mempercepat atherosclerosis (pengerasan arteri).
Kondisi ini dapat membatasi aliran darah ke jantung, menyebabkan angina atau serangan jantung.
3. Gangguan Irama Jantung
Gangguan tidur dan aliran oksigen terus-menerus dapat menyebabkan aritmia jantung seperti atrial fibrillation (AFib). AFib meningkatkan risiko stroke dan gagal jantung kongestif, terutama pada usia di atas 50 tahun.
Mendengkur dan Penyakit Jantung, Apa Kata Riset?
Beberapa studi peer-reviewed mengonfirmasi kaitan kuat antara gangguan pernapasan tidur dan penyakit kardiovaskular:
- Studi kohort terhadap 6.000+ orang dewasa di AS membuktikan bahwa sleep apnea sedang-berat meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 140%.
- Penelitian dari National University Hospital Singapura menyoroti bahwa sleep apnea yang tidak terdiagnosis banyak ditemui pada pasien penyakit jantung iskemik, menekankan pentingnya deteksi dini.
Jangan Abaikan Tanda Peringatan, Cek Kesehatan Jantung Anda Sekarang!
Meski tidak semua kasus mengindikasikan masalah serius, dengkuran kronis dan keras—terutama jika disertai kelelahan siang hari, terengah-engah saat tidur, atau tekanan darah tinggi—bisa jadi tanda obstructive sleep apnea (OSA).
Kondisi ini menyebabkan jeda napas berkala di malam hari, menurunkan oksigen dan membebani jantung. Lama-kelamaan, gangguan ini dapat berkontribusi pada hipertensi, detak jantung tidak teratur, bahkan gagal jantung.
Inilah mengapa mendengkur harus dilihat bukan sekadar gangguan tidur, melainkan tanda peringatan potensial penyakit jantung mendasar.
Jika Anda atau orang terdekat mendengkur kronis, jangan tunggu sampai gejalanya parah.
Kami bisa bantu hubungkan Anda dengan rumah sakit/medical center di Singapura hingga Malaysia dengan konsultasikan bersama para dokter spesialis jantung terbaik di Singapura dan Malaysia.
Dari appointment sampai akomodasi, kami bisa bantu Anda dari mulai masih di Indonesia, berobat ke sana, hingga kembali pulang ke Indonesia.
Tertarik untuk coba? Info lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami melalui tombol di bawah ini.
Info Terkait
- Ingin konsultasi lebih lanjut? Bisa hubungi tim 365Care via WhatsApp (wa.me/6590991662)
- Booking jadwal appointment skrining jantung sekarang
- Temukan paket skrining kesehatan lainnya di 365Mall
Konten Terkait
Kembali ke Saluran Utama: Skrining Jantung
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.