Bagi para perempuan, paham akan siapa saja yang bisa terkena kanker serviks sangatlah penting untuk terhindar akan bahaya penyakit ini.
Kanker serviks, atau kanker leher rahim, jadi salah satu jenis kanker lain yang kerap kali dikhawatirkan dan ditakutkan oleh para perempuan karena bisa mengancam nyawa.
Untuk itu, artikel ini akan paparkan siapa saja yang bisa terkena kanker serviks agar para perempuan bisa paham dan lakukan tindakan preventif untuk pencegahannya.
Siapa Saja yang Bisa Terkena Kanker Serviks?
Ini beberapa kelompok yang berisiko terkena kanker serviks:
1. Pasien dengan Infeksi HPV Risiko Tinggi Persisten
Mari kita mulai dengan penyebab utama kanker serviks: infeksi HPV (Human Papillomavirus).
Ini adalah virus yang sangat umum, dan sebagian besar orang akan terinfeksi setidaknya sekali seumur hidup.
Namun, tidak semua jenis HPV menyebabkan kanker.
Ada jenis HPV risiko tinggi yang, jika infeksinya persisten (tidak hilang dengan sendirinya), dapat menyebabkan perubahan sel pra-kanker di serviks (leher rahim).
Siapa saja yang bisa terkena kanker serviks jika terkait HPV? Hampir semua wanita yang aktif secara seksual berisiko terpapar HPV.
Namun, mereka yang memiliki infeksi HPV risiko tinggi dengan jangka waktu lebih dari setahun atau dua tahun adalah kelompok yang paling berisiko.
Oleh karena itu, vaksin HPV sangat direkomendasikan sebagai bentuk deteksi dini dan pencegahan primer yang efektif, terutama bagi remaja putri sebelum mereka aktif secara seksual.
2. Memiliki Riwayat Aktivitas Seksual Berisiko
Aktivitas seksual memiliki peran penting dalam penularan HPV. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko Anda meliputi:
- Memulai aktivitas seksual pada usia muda: Semakin muda Anda mulai aktif secara seksual, semakin besar Anda terpapar risiko infeksi HPV.
- Memiliki banyak pasangan seksual: Semakin banyak pasangan seksual yang Anda miliki, semakin besar kemungkinan Anda terpapar berbagai jenis HPV.
- Pasangan seksual yang memiliki banyak pasangan: Risiko Anda juga meningkat jika pasangan Anda memiliki riwayat banyak pasangan seksual.
Ini bukan untuk menghakimi, melainkan untuk memberikan pemahaman realistis tentang bagaimana HPV dapat menyebar.
Pendidikan kesehatan reproduksi yang baik sangat penting untuk membantu wanita membuat pilihan yang tepat dan mengurangi risiko.
3. Perokok Aktif dan Pasif
Mungkin terdengar mengejutkan, tetapi merokok dan kanker serviks memiliki kaitan yang kuat.
Zat kimia berbahaya dalam asap rokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda, membuat tubuh lebih sulit membersihkan infeksi HPV.
Perokok, baik aktif maupun pasif, memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terkena kanker serviks dibandingkan dengan non-perokok.
Jadi, jika Anda bertanya siapa saja yang bisa terkena kanker serviks yang terkait dengan gaya hidup, perokok adalah salah satu kelompok yang harus sangat waspada.
Ini adalah alasan lain yang kuat untuk mempertimbangkan berhenti merokok demi kesehatan wanita secara keseluruhan.
4. Pasien dengan Riwayat Genetik Kanker
Meskipun sebagian besar kanker serviks tidak secara langsung diwariskan, adanya riwayat kanker dalam keluarga, terutama kanker yang terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh atau faktor genetik kanker serviks yang memengaruhi respons terhadap infeksi virus, bisa sedikit meningkatkan risiko.
Ini bukan berarti Anda pasti akan terkena jika ada riwayat keluarga, tetapi kesadaran akan hal ini bisa mendorong Anda untuk lebih proaktif dalam melakukan skrining kanker serviks rutin seperti pap smear.
Berkonsultasi dengan dokter atau ahli onkologi untuk memahami riwayat kesehatan keluarga Anda adalah langkah yang bijak.
Baca Juga: Perbandingan Tes HPV dan Pap Smear untuk Kanker Serviks
5. Perempuan dengan Paritas Tinggi
Paritas tinggi mengacu pada wanita yang telah melahirkan banyak anak.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memiliki tujuh atau lebih anak cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Mekanisme pastinya belum sepenuhnya jelas, tetapi beberapa teori menunjukkan bahwa perubahan hormonal selama kehamilan dan persalinan, serta potensi paparan HPV berulang, bisa menjadi faktor pemicu.
Penting untuk diingat bahwa memiliki anak adalah hal yang indah, dan risiko ini relatif kecil dibandingkan faktor risiko lainnya, namun tetap patut diwaspadai.
6. Perempuan dengan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Jangka Panjang
Penggunaan kontrasepsi oral dan kanker serviks telah menjadi topik penelitian selama bertahun-tahun. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal (pil KB) selama 5 tahun atau lebih dapat sedikit meningkatkan risiko kanker serviks.
Namun, perlu ditekankan bahwa peningkatan risiko ini relatif kecil, dan manfaat kontrasepsi hormonal dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan seringkali lebih besar daripada risikonya.
Jika Anda menggunakan kontrasepsi hormonal dan khawatir akan hal ini, bicarakan dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi yang akurat dan saran yang tepat.
Deteksi dini melalui pap smear rutin adalah kunci untuk mengelola potensi risiko ini.
Untuk tahu lebih banyak soal perawatan kanker serviks yang bisa dilakukan, bisa cek selengkapnya di sini: Opsi Pilihan Perawatan Kanker Serviks.
7. Memiliki Gangguan Kebersihan Genital dan Kesehatan Reproduksi
Kebersihan adalah kunci dalam mencegah banyak infeksi, termasuk infeksi yang dapat memicu kanker serviks.
Kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi dan kebersihan genital yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi, termasuk HPV, serta peradangan kronis pada leher rahim.
Hal ini bukan hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak dan pemahaman tentang praktik kebersihan yang benar.
Mempertahankan kesehatan wanita secara keseluruhan, termasuk menjaga kebersihan genital, adalah langkah penting dalam pencegahan.
Meskipun ada kelompok-kelompok yang berisiko lebih tinggi, penting untuk diingat bahwa siapa saja yang bisa terkena kanker serviks.
Oleh karena itu, langkah pencegahan dan deteksi dini harus menjadi prioritas bagi setiap perempuan.
Ingin Lakukan Skrining Kanker Serviks yang Terpercaya? Health365 Akan Bantu Anda!
Kalau Anda ingin lakukan pendeteksian kanker serviks sedini mungkin melalui dokter, rumah sakit, atau medical center terpercaya, Health365 bisa bantu Anda lakukan skriningnya.
Agar bisa langsung dapat penanganan dari dokter spesialis dan tim ahli berstandar internasional, Health365 sarankan untuk lakukan pemeriksaan dan penanganannya di Malaysia dan Singapura, yang punya teknologi lebih canggih, jaminan kualitas tim medis berstandar internasional, dengan harga yang cukup kompetitif.
Untuk lihat paket-paket skrining kanker yang bisa Anda pertimbangkan, bisa cek selengkapnya di sini.
Health365 akan hubungkan Anda langsung dengan rumah sakit dan medical center terkemuka di Malaysia hingga Singapura, dengan buatkan appointment, hubungkan dengan dokter, sampai bantu akomodasi Anda selama di sana.
Ingin coba deteksi sekarang untuk tindakan preventif yang lebih optimal? Bisa konsultasi terlebih dahulu dengan langsung klik tombol di bawah ini!
Referensi:
- Chen, X., Jiang, J., Shen, H., & Hu, Z. (2011). Genetic susceptibility of cervical cancer. Journal of biomedical research, 25(3), 155–164. https://doi.org/10.1016/S1674-8301(11)60020-1
- Collins, S., Rollason, T. P., Young, L. S., & Woodman, C. B. (2010). Cigarette smoking is an independent risk factor for cervical intraepithelial neoplasia in young women: a longitudinal study. European journal of cancer (Oxford, England : 1990), 46(2), 405–411. https://doi.org/10.1016/j.ejca.2009.09.015
- Lutfi Rahmawati, D., Rahayu, D. E. ., & Hardjito, K. . (2023). Correlation between Oral Contraceptive Use and the Incidence of Cervical Cancer. Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(4), 497–504. https://doi.org/10.33860/jik.v16i4.1285
- Mekonnen, A. G., & Mittiku, Y. M. (2023). Early-onset of sexual activity as a potential risk of cervical cancer in Africa: A review of literature. PLOS global public health, 3(3), e0000941. https://doi.org/10.1371/journal.pgph.0000941
- Pingping Su, Jincheng Ma, Lirui Yu, Shuting Tang, Pengming Sun, Clinical significance of extended high-risk human papillomavirus genotyping and viral load in cervical cancer and precancerous lesions, Gynecology and Obstetrics Clinical Medicine, Volume 3, Issue 1, 2023, Pages 22-29, ISSN 2667-1646, https://doi.org/10.1016/j.gocm.2023.01.001.
- Singh, N., Rajput, S., & Jaiswar, S. P. (2023). Correlation of menstrual hygiene management with cervical intraepithelial neoplasia and cervical cancer. Journal of cancer research and therapeutics, 19(5), 1148–1152. https://doi.org/10.4103/jcrt.jcrt_1021_21
- Tekalegn, Y., Sahiledengle, B., Woldeyohannes, D., Atlaw, D., Degno, S., Desta, F., Bekele, K., Aseffa, T., Gezahegn, H., & Kene, C. (2022). High parity is associated with increased risk of cervical cancer: Systematic review and meta-analysis of case-control studies. Women’s health (London, England), 18, 17455065221075904. https://doi.org/10.1177/17455065221075904
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.