fbpx
Ini Jenis-jenis Pengobatan Polip Rahim Agar Sembuh Total

Ini Jenis-jenis Pengobatan Polip Rahim Agar Sembuh Total

Jenis-jenis Pengobatan Polip Rahim
Dr Bryan Wang

Meskipun umumnya bersifat jinak, keberadaan polip rahim sering kali memicu berbagai gejala yang mengganggu. Penting untuk memahami bahwa ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, serta apa saja yang perlu Anda ketahui untuk mendukung proses penyembuhan.

Artikel ini akan membahas apa saja jenis pengobatan polip rahim, potensi kesembuhan totalnya, hingga rekomendasi rujukan penanganannya.

Kembali ke Saluran Utama: Kesehatan Wanita

Jadwalkan Skrining Kesehatan Wanita Komprehensif Terbaiknya Sekarang

Temukan Paket Skrining Kesehatan Wanita Komprehensif di Singapura hingga Malaysia Terbaiknya

Jenis Pengobatan Polip Rahim

Tidak selalu sama untuk tiap individunya, ini beberapa jenis pengobatan polip rahim yang biasa dianjurkan sesuai kebutuhan para pasiennya:

1. Observasi

Jika gejala polip rahim yang perlu diwaspadai tidak muncul dan polip berukuran kecil (kurang dari 1 cm), terkadang dokter spesialis ginekologi akan menyarankan untuk “observasi” atau pemantauan.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa 6 hingga 11 persen polip berukuran kecil dapat menyusut dan menghilang dengan sendirinya.

Dalam fase ini, dokter akan menjadwalkan pemeriksaan medis rutin, seperti USG transvaginal, setiap 6 sampai 12 bulan untuk memantau perubahan ukuran atau gejala baru.

Selama masa observasi, Anda tidak perlu khawatir berlebihan, tetapi tetap perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuh Anda.

2. Terapi Obat Hormonal

Polip rahim sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen. Oleh karena itu, terapi obat hormonal menjadi salah satu pilihan pengobatan.

Obat-obatan seperti progestin atau agonis GnRH dapat membantu menyeimbangkan hormon dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi gejala pendarahan dan memperlambat pertumbuhan polip.

Namun, penting untuk diingat bahwa terapi ini sering kali hanya bersifat sementara. Gejala bisa kembali muncul setelah pengobatan dihentikan.

Metode ini cocok bagi Anda yang membutuhkan penanganan cepat untuk mengurangi gejala, atau bagi mereka yang tidak bisa menjalani prosedur operasi karena kondisi kesehatan tertentu.

3. Prosedur Histeroskopi

Ini adalah metode pengangkatan polip yang paling umum dan efektif.

Histeroskopi dilakukan dengan memasukkan alat bernama histeroskop—tabung tipis berlampu dan berkamera—melalui vagina dan leher rahim untuk melihat langsung bagian dalam uterus.

Dengan alat ini, dokter dapat mengangkat polip secara langsung dengan presisi tinggi.

Prosedur ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, yaitu mencapai 90-100 persen, dan kerusakan jaringan di sekitar rahim bisa diminimalkan.

Setelah polip diangkat, jaringan tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk biopsi, guna memastikan bahwa tidak ada sel kanker yang berbahaya.

Pemulihan dari prosedur ini umumnya singkat, hanya sekitar 1-2 hari, dengan sedikit kram perut dan perdarahan ringan yang mungkin terjadi selama satu minggu.

4. Kuretase (Kuret)

Metode ini dilakukan jika fasilitas histeroskopi tidak tersedia. Prosedur kuretase melibatkan pengikisan dinding rahim.

Namun, metode ini memiliki risiko, yaitu polip tidak terangkat sepenuhnya. Hal ini bisa memicu kekambuhan polip sekitar 15 persen.

Karena tidak melihat langsung bagian dalam rahim, prosedur ini sering dianggap kurang akurat dibandingkan histeroskopi.

5. Histerektomi

Histerektomi atau pengangkatan rahim secara total, adalah pilihan pengobatan yang sangat jarang direkomendasikan.

Prosedur ini biasanya hanya dipertimbangkan jika hasil biopsi menunjukkan polip bersifat kanker, atau jika pasien tidak berencana untuk melanjutkan program hamil dan ingin menghilangkan risiko kekambuhan secara permanen.

Bisakah Polip Rahim Sembuh Total?

Pada dasarnya, polip rahim bisa sembuh total setelah diangkat melalui operasi pengangkatan polip rahim, terutama dengan metode histeroskopi.

Namun, ada kemungkinan polip bisa tumbuh kembali (kambuh). Tingkat kekambuhan ini berkisar antara 2-15% dan lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause.

Untuk mengurangi risiko kekambuhan dan memastikan kesehatan reproduksi wanita tetap optimal, Anda harus melakukan pemantauan pascabedah secara rutin.

Biasanya, kontrol dilakukan 3-6 bulan setelah operasi.

Jika polip ditemukan tumbuh kembali, dokter akan merekomendasikan histeroskopi ulang atau mempertimbangkan kembali terapi hormonal.

Selain itu, penting juga untuk memperhatikan gaya hidup dan memperhatikan pantangan polip rahim yang disarankan untuk Anda.

Hubungi Kami untuk Konsultasi Seputar Polip Rahim dengan Dokter Ginekologi di Singapura hingga Malaysia!

Kalau Anda sudah konsultasi seputar polip rahim di Indonesia tapi ingin cari second opinion atau penanganan lebih baik di luar negeri? Anda bisa percayakan pada 365Sehat!

Kami bisa bantu Anda jadwalkan appointment dengan dokter ginekologi dari rumah sakit/medical center terkemuka di Singapura hingga Malaysia, serta bantu akomodasinya selama di sana.

Tertarik untuk coba? Info lebih lanjut, bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini.

Info Terkait

Konten Terkait

Kembali ke Saluran Utama: Kesehatan Wanita

Cari Dokter

Dr Kenneth Lee

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.