fbpx
Kenali Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Rahim

Kenali Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Rahim

Kenali Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Rahim
365Sehat - Sleep Apnea Big Story

Kesehatan wanita, khususnya yang berkaitan dengan organ reproduksi, sering kali diselimuti berbagai pertanyaan dan kekhawatiran.

Dua penyakit kanker ginekologi yang paling sering membuat bingung adalah kanker serviks dan kanker rahim.

Kedua penyakit ini sama-sama menyerang bagian rahim (atau uterus), tetapi letak, penyebab, dan gejalanya sangatlah berbeda.

Jika saat ini Anda sedang mengamati kondisi tubuh dan memiliki kekhawatiran, memahami perbedaan kanker serviks dan kanker rahim adalah langkah awal yang sangat krusial.

Kembali ke Saluran Utama: Ginekologi

Jadwalkan Skrining dan Pengobatan Kanker Serviks/Rahim Sekarang

Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Rahim

Inilah beberapa hal yang membedakan kanker serviks dan kanker rahim:

1. Lokasinya

Perbedaan mendasar dari kedua penyakit ini terletak pada tempat sel kanker itu tumbuh.

Kanker serviks, atau sering disebut kanker leher rahim, terjadi pada bagian bawah rahim yang sempit, tempat ia terhubung dengan vagina.

Area ini, yang disebut serviks, adalah pintu masuk ke rahim. Sel kanker biasanya berawal pada bagian permukaan leher rahim.

Sebaliknya, kanker rahim berkembang di badan rahim itu sendiri, lebih spesifik pada lapisan paling dalam yang disebut endometrium. Karena itu, kanker rahim juga sering disebut kanker endometrium.

Jadi, Anda bisa membayangkan uterus sebagai rumah; kanker serviks menyerang pintu masuknya, sementara kanker rahim menyerang dinding bagian dalamnya.

2. Penyebab Utamanya

Memahami faktor pemicu adalah kunci lain dalam membedakan kedua jenis kanker ini.

Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papillomavirus).

Infeksi virus ini bersifat menetap, terutama tipe risiko tinggi 16 dan 18.

Virus ini menular melalui kontak seksual. Oleh karena itu, langkah pencegahan melalui vaksinasi dan skrining rutin adalah sangat penting.

Lain halnya dengan kanker serviks, kanker rahim jarang sekali disebabkan oleh virus. Penyebab utama kanker rahim adalah ketidakseimbangan hormon.

Sel-sel endometrium sangat sensitif terhadap hormon, khususnya paparan estrogen yang tinggi tanpa diimbangi progesteron dalam jangka panjang.

Beberapa faktor risiko yang sangat memengaruhi hal ini meliputi:

  • Usia dan Menstruasi: Wanita yang mengalami menopause di usia yang lebih tua, atau yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun, berisiko lebih tinggi karena paparan estrogen seumur hidup yang lebih lama.
  • Kondisi Kesehatan: Obesitas meningkatkan produksi estrogen, sehingga menjadi faktor risiko yang signifikan. Diabetes dan hipertensi juga turut memengaruhi.
  • Riwayat Kesehatan dan Keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan kanker rahim atau kelainan kanker genetik seperti Sindrom Lynch bisa meningkatkan risiko. Beberapa jenis terapi hormon dan obat seperti Tamoxifen juga perlu diwaspadai.

Temukan Paket Skrining Kanker dan Pengobatan yang Tepat untuk Anda

3. Gejalanya

Baik kanker serviks maupun kanker rahim sering ditandai dengan pendarahan abnormal, tetapi cara kemunculannya bisa berbeda.

Gejala khas pada kanker serviks seringkali tidak terlihat pada stadium awal. Tanda yang paling umum muncul adalah:

  • Pendarahan vagina tidak normal: terjadi di luar siklus haid, setelah berhubungan intim, atau setelah menopause.
  • Keputihan yang tidak biasa: encer, berdarah, dan berbau busuk.
  • Nyeri panggul atau rasa sakit saat berhubungan seksual.

Pada stadium kanker yang lebih lanjut, bisa muncul gejala lain seperti kaki bengkak atau mudah lelah.

Kanker rahim justru sering memberikan sinyal yang cukup jelas di awal, gejala kanker rahim yang paling penting adalah:

  • Pendarahan vagina tidak normal: Ini adalah gejala paling khas, terutama perdarahan setelah menopause, meskipun hanya berupa bercak.
  • Keputihan abnormal: berwarna cokelat, merah muda, atau mengandung darah.
  • Nyeri panggul atau perut bagian bawah, yang bisa terasa seperti kram.

Gejala ini membuat kanker rahim cenderung lebih cepat terdeteksi dibandingkan kanker serviks yang sering disebut silent killer di fase awal.

4. Cara Diagnosis

Karena lokasi dan penyebabnya berbeda, cara dokter mendiagnosis pun berbeda.

Untuk kanker serviks, skrining menjadi langkah terdepan. Anda mungkin sudah tidak asing dengan Pap smear dan Tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Keduanya bertujuan mendeteksi perubahan sel pra-kanker pada leher rahim.

Jika hasilnya mencurigakan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang disebut kolposkopi untuk melihat serviks lebih dekat, dilanjutkan dengan biopsi untuk mengonfirmasi diagnosis.

Untuk mendiagnosis kanker rahim, skrining standar seperti Pap smear seringkali tidak cukup. Dokter biasanya akan menyarankan:

  • USG Transvaginal: Ini dilakukan untuk mengukur ketebalan lapisan endometrium. Penebalan yang tidak wajar bisa menjadi indikasi awal.
  • Biopsi: Ini adalah kunci diagnosis. Sampel jaringan diambil langsung dari dinding rahim, sering kali melalui prosedur histeroskopi (memasukkan selang berkamera) untuk memastikan adanya sel kanker.

Untuk Anda yang yang ingin secara detail mengetahui kondisi dari kanker serviks atau kanker rahim, ini beberapa paket skrining dan diagnostik yang bisa Anda coba pertimbangkan:

Loading...
Powered by 365Mall

Untuk dijadwalkan appointment-nya, bisa langsung hubungi kami dengan klik di sini.

Rumah Sakit/Medical Center di Singapura & Malaysia untuk Cek dan Pengobatan Kanker Serviks dan Rahim

Untuk Anda yang memang berniat cari opsi medis di luar Indonesia untuk cari tahu hingga lakukan pengobatan seputar kanker serviks dan kanker rahim, ini rumah sakit/medical center di Singapura atau Malaysia yang bisa Anda tuju:

Jadwalkan Skrining hingga Pengobatan Kanker di Singapura & Malaysia Sekarang!

Jika Anda memang tertarik cari opsi pengobatan kanker serviks atau kanker rahim di Singapura atau Malaysia, 365Sehat siap bantu Anda!

Kami bisa bantu hubungkan dengan dokter spesialisnya, jadwalkan appointment prosedur, hingga bantu akomodasi Anda selama di sana.

Tertarik untuk coba? Ingin tanya-tanya lebih lanjut? Bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini!

FAQ

1. Apa perbedaan mendasar antara kanker serviks dan kanker rahim dari segi lokasi?

Kanker serviks terjadi pada bagian bawah rahim yang sempit, yaitu leher rahim (serviks), tempatnya terhubung dengan vagina. Sebaliknya, kanker rahim (Endometrium) berkembang pada lapisan paling dalam badan rahim itu sendiri, yang disebut endometrium.

2. Apa penyebab utama kanker serviks, dan apakah sama dengan penyebab kanker rahim?

Hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi menetap dari Human Papillomavirus (HPV), yang menular melalui kontak seksual. Kanker rahim jarang disebabkan oleh virus; penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan hormon, khususnya paparan estrogen tinggi tanpa diimbangi progesteron dalam jangka panjang.

3. Gejala pendarahan abnormal pada kanker serviks dan kanker rahim, apakah memiliki ciri khas yang berbeda?

Ya. Pada kanker serviks, pendarahan abnormal sering terjadi di luar siklus haid, setelah berhubungan intim, atau setelah menopause, dan mungkin tidak terlihat di stadium awal. Pada kanker rahim, pendarahan abnormal (terutama setelah menopause) adalah gejala paling khas dan sering muncul di awal, membuat kanker ini lebih cepat terdeteksi.

4. Mengapa pap smear efektif untuk kanker serviks tetapi kurang memadai untuk kanker rahim?

Pap smear bertujuan mendeteksi perubahan sel pra-kanker pada leher rahim (serviks). Karena kanker rahim berkembang di lapisan dalam badan rahim (endometrium), pap smear seringkali tidak cukup. Diagnosis kanker rahim biasanya memerlukan USG Transvaginal untuk mengukur ketebalan endometrium dan biopsi langsung dari dinding rahim.

5. Faktor risiko apa yang paling signifikan memengaruhi risiko kanker rahim?

Faktor risiko signifikan untuk kanker rahim terkait dengan paparan estrogen seumur hidup yang lebih lama. Ini termasuk usia menopause yang lebih tua, mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun, obesitas (yang meningkatkan produksi estrogen), diabetes, hipertensi, serta riwayat keluarga dengan kanker rahim.

Info Terkait

Konten Terkait

Kembali ke Saluran Utama: Ginekologi

Cari Dokter

Referensi:

Anca-Stanciu, M.-B., Manu, A., Olinca, M. V., Coroleucă, C., Comandașu, D.-E., Coroleuca, C. A., Maier, C., & Bratila, E. (2025). Comprehensive Review of Endometrial Cancer: New Molecular and FIGO Classification and Recent Treatment Changes. Journal of Clinical Medicine, 14(4), 1385. https://doi.org/10.3390/jcm14041385

Hamid Salehiniya, Leila Allahqoli, Zohre Momenimovahed. Risk Factors for Endometrial Cancer in the World: A Narrative Review of the Recent Literature. Clin. Exp. Obstet. Gynecol. 2024, 51(7), 169. https://doi.org/10.31083/j.ceog5107169

Zhang, S., Xu, H., Zhang, L., & Qiao, Y. (2020). Cervical cancer: Epidemiology, risk factors and screening. Chinese journal of cancer research = Chung-kuo yen cheng yen chiu, 32(6), 720–728. https://doi.org/10.21147/j.issn.1000-9604.2020.06.05

365Sehat - Sleep Apnea Big Story

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi health365.asia/365mall.