fbpx
Siapa Saja yang Berisiko Menderita Jantung Koroner? Ini List-nya!

Siapa Saja yang Berisiko Menderita Jantung Koroner? Ini List-nya!

Siapa Saja yang Berisiko Menderita Jantung Koroner, Ini List-nya!
Dr Kenneth Lee

Agar lebih siaga dan untuk tindak pencegahan, siapa saja yang berisiko menderita jantung koroner?

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah arteri koroner yang menyuplai darah ke otot jantung mengalami penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak atau dikenal sebagai aterosklerosis.

Akibatnya, aliran darah ke jantung berkurang, memicu berbagai masalah serius, termasuk serangan jantung dan angina pektoris (nyeri dada).

Artikel ini akan bahas siapa saja yang berisiko menderita jantung koroner agar Anda bisa siaga untuk melakukan pencegahan.

Golongan yang Berisiko Menderita Jantung Koroner

Ini beberapa golongan yang berisiko menderita jantung koroner:

1. Pria Usia ≥ 45 Tahun dan Perempuan Usia ≥ 55 Tahun

Usia adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak disadari namun sangat signifikan.

Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah kita cenderung menjadi kurang elastis dan lebih rentan terhadap penumpukan plak.

Risiko ini meningkat secara bertahap, terutama bagi pria di atas 45 tahun dan wanita yang telah mencapai masa menopause (usia 55 tahun ke atas).

Hormon estrogen pada wanita sebelum menopause diketahui memberikan perlindungan alami terhadap penyakit kardiovaskular, namun perlindungan ini berkurang setelah menopause.

2. Riwayat Keluarga Penyakit Jantung Koroner

Jika Anda memiliki anggota keluarga dekat (orang tua, saudara kandung) yang menderita penyakit jantung koroner pada usia muda (di bawah 55 tahun untuk pria dan 65 tahun untuk wanita), Anda memiliki riwayat keluarga yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Ini menunjukkan adanya kecenderungan genetik yang perlu Anda waspadai.

Oleh karena itu, penting untuk mulai menerapkan diet sehat jantung dan olahraga teratur sejak dini.

3. Perokok Aktif

Merokok adalah salah satu pemicu utama bahaya jantung koroner.

Bahan kimia dalam asap rokok merusak dinding pembuluh darah, mempercepat proses aterosklerosis, dan membuat darah lebih mudah membeku.

Baik perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama berisiko tinggi.

Jika Anda seorang perokok, berhenti merokok adalah langkah paling efektif untuk mengurangi risiko Anda.

Baca Juga: Dari Kebiasaan Merokok, Ini Cerita Pak Irfan Didiagnosis Kanker Paru-paru melalui Low-dose CT Scan

4. Pengidap Hipertensi (Darah Tinggi)

Tekanan darah tinggi (hipertensi) memaksa jantung bekerja lebih keras dari seharusnya, merusak arteri dari waktu ke waktu.

Dinding arteri yang terus-menerus terpapar tekanan tinggi akan menjadi kaku dan sempit, mempercepat penyempitan pembuluh darah.

Banyak orang tidak menyadari mereka mengidap hipertensi karena seringkali tidak ada gejala jantung koroner yang jelas di awal. Itulah mengapa pemeriksaan kesehatan rutin menjadi krusial.

5. Pengidap Kolesterol dan Dislipidemia

Tingginya kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, serta rendahnya kadar kolesterol baik (HDL), dikenal sebagai dislipidemia, adalah faktor risiko jantung koroner yang signifikan.

Kolesterol berlebih dapat menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak.

Pemantauan kadar kolesterol secara teratur dan pengelolaan melalui diet serta, jika perlu, pengobatan jantung koroner adalah kunci.

6. Pengidap Diabetes Mellitus

Ada hubungan diabetes dengan penyakit jantung koroner yang sangat erat.

Gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk arteri koroner.

Pengidap diabetes memiliki risiko dua hingga empat kali lebih tinggi untuk mengalami PJK.

Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa jantung koroner pada usia muda semakin sering ditemui.

Pengelolaan diabetes yang ketat sangat penting untuk mencegah komplikasi jantung.

7. Obesitas atau Berat Badan Berlebih

Obesitas seringkali terkait dengan berbagai faktor risiko lain seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

Lemak tubuh berlebih, terutama di area perut, meningkatkan peradangan sistemik dan beban kerja jantung.

Menurunkan berat badan, bahkan sedikit, dapat memberikan dampak positif yang besar pada kesehatan jantung Anda.

Jadi, siapa saja yang berisiko menderita jantung koroner karena berat badan berlebih perlu segera mengambil tindakan.

8. Jarang Beraktivitas Fisik

Gaya hidup penyebab jantung koroner yang paling sering diabaikan adalah kurangnya aktivitas fisik.

Jarang beraktivitas seperti olahraga berkontribusi pada obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Melakukan olahraga teratur setidaknya 30 menit setiap hari dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.

9. Gaya Hidup Tidak Sehat

Selain kurangnya aktivitas fisik, gaya hidup tidak sehat lainnya seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, serta stres kronis, juga berperan besar.

Diet yang tidak seimbang dapat memicu penumpukan plak, sementara stres yang tidak terkontrol dapat memicu respons tubuh yang merugikan jantung.

10. Peradangan Kronis

Peradangan kronis dalam tubuh, yang bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti penyakit autoimun, infeksi kronis, atau bahkan gaya hidup tidak sehat, dapat berperan dalam perkembangan aterosklerosis.

Peradangan ini merusak lapisan dalam pembuluh darah, membuatnya lebih rentan terhadap penumpukan plak.

Ini adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak disadari oleh banyak orang.

11. Memiliki Gangguan Tidur

Kualitas tidur yang buruk, seperti insomnia atau sleep apnea (henti napas saat tidur), dapat memengaruhi tekanan darah, kadar gula darah, dan peradangan.

Ada penelitian yang menunjukkan pasien dengan gangguan tidur kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung koroner.

Cukup tidur yang berkualitas adalah bagian penting dari menjaga kesehatan jantung Anda.

Jika Anda termasuk ke dalam ciri-ciri orang yang berisiko mengidap penyakit jantung koroner, pastikan untuk lakukan pencegahan dengan terapkan gaya hidup sehat.

Selain itu, penting juga untuk lakukan deteksi dini dengan skrining jantung, seperti CT calcium score atau CT angiografi, untuk lebih siaga menanggulangi risiko mengidap penyakit jantung ini.

Ingin Deteksi Dini Risiko Penyakit Jantung Koroner yang Akurat? Kami Bisa Hubungkan dengan yang Tepat!

Banyak pasien dari Indonesia yang kini mulai melirik Malaysia dan Singapura untuk kebutuhan penanganan medis, termasuk untuk pemeriksaan akan risiko jantung koroner serta penanganannya.

Kami bisa bantu Anda hubungkan langsung dengan rumah sakit dan medical center terbaik di Malaysia hingga Singapura, untuk jadwalkan appointment, konsultasi dengan dokter spesialisnya, sampai bantu akomodasi Anda selama di sana.

Tertarik buat coba? Ingin konsultasi/tanya-tanya lebih lanjut? Bisa langsung hubungi tim 365Care dengan klik tombol di bawah ini!

Referensi:

Di Lenarda, F., Balestrucci, A., Terzi, R., Lopes, P., Ciliberti, G., Marchetti, D., Schillaci, M., Doldi, M., Melotti, E., Ratti, A., Provera, A., Paolisso, P., Andreini, D., & Conte, E. (2024). Coronary Artery Disease, Family History, and Screening Perspectives: An Up-to-Date Review. Journal of Clinical Medicine, 13(19), 5833. https://doi.org/10.3390/jcm13195833

Gaudel, P., Neupane, S., Koivisto, A. M., Kaunonen, M., & Rantanen, A. (2022). Effects of intervention on lifestyle changes among coronary artery disease patients: A 6-month follow-up study. Nursing open, 9(4), 2024–2036. https://doi.org/10.1002/nop2.1212

Kim, H. L. (2024). Sex differences in coronary atherogenesis: a narrative review. Ewha Medical Journal, 47(2), e15.

Maas, A. H., & Appelman, Y. E. (2010). Gender differences in coronary heart disease. Netherlands heart journal : monthly journal of the Netherlands Society of Cardiology and the Netherlands Heart Foundation, 18(12), 598–602. https://doi.org/10.1007/s12471-010-0841-y

Salehi N, Janjani P, Tadbiri H, Rozbahani M, Jalilian M. Effect of cigarette smoking on coronary arteries and pattern and severity of coronary artery disease: a review. Journal of International Medical Research. 2021;49(12). doi:10.1177/03000605211059893

Shams P, Tackling G, Borhade MB. Hypertensive Heart Disease. [2025]. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539800/

Untono, R. H., Nugraha, J., Rurus Suryawan, I. G., & Andrianto, A. (2022). Non-HDL Cholesterol and LDL Cholesterol as Main Risk Factors for Coronary Heart Disease: Meta-Analysis. INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY, 28(3), 231–237. https://doi.org/10.24293/ijcpml.v28i3.2006

Dr Kenneth Lee

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.