Skrining Jantung

1. Kondisi apa saja yang umumnya terdeteksi melalui skrining jantung?

Skrining jantung membantu mendeteksi tanda-tanda awal penyakit jantung sebelum gejala muncul.

Kondisi umum yang teridentifikasi meliputi penyakit arteri koroner, tekanan darah tinggi, aritmia, masalah katup jantung, dan kelainan struktural.

Pemeriksaan juga dapat menilai faktor risiko seperti kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes yang dapat menyebabkan penyakit jantung.

2. Siapa saja yang perlu melakukan skrining jantung?

Skrining jantung direkomendasikan bagi individu dengan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, riwayat keluarga penyakit jantung, kebiasaan merokok, obesitas, atau orang yang jarang beraktivitas.

Pemeriksaan ini juga bermanfaat bagi mereka yang mengalami gejala seperti rasa tidak nyaman di dada, sesak napas, atau detak jantung tidak teratur.

Bahkan tanpa gejala, pemeriksaan rutin dapat menjadi langkah proaktif bagi yang berusia di atas 40 tahun atau mereka yang memiliki banyak faktor risiko.

3. Bagaimana proses skrining jantung dilakukan?

Skrining jantung biasanya mencakup kombinasi tes seperti pengukuran tekanan darah, tes kolesterol dan glukosa darah, elektrokardiogram (EKG), tes stres, dan ekokardiogram.

Dokter mungkin akan menyesuaikan pemeriksaan berdasarkan riwayat medis dan profil risiko Anda.

Tes ini bersifat non-invasif dan biasanya selesai dalam waktu satu atau dua jam.

4. Apa yang terjadi setelah skrining jantung?

Setelah pemeriksaan, dokter akan meninjau hasilnya dan membahas risiko kardiovaskular Anda.

Berdasarkan temuan tersebut, Anda mungkin akan menerima rekomendasi gaya hidup, pengobatan, atau dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut.

Tindak lanjut rutin mungkin disarankan untuk memantau dan mengelola kesehatan jantung Anda secara proaktif.