Bagi para perempuan yang memasuki usia lanjut dan kanker mungkin menjadi kekhawatiran tersendiri, banyak yang menanyakan apakah skrining kanker serviks untuk lansia masih relevan? Ataukah ada batasan usia tertentu di mana pemeriksaan ini tidak lagi diperlukan?
Artikel ini hadir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, agar Anda bisa memahami pentingnya skrining, jenis-jenis tes yang tersedia, serta pertimbangan khusus bagi perempuan di “usia emas” ini.
Mengapa Ada Batasan Usia pada Lansia untuk Skrining Kanker Serviks?
Ada pemahaman umum bahwa setelah usia tertentu, skrining kanker serviks bisa dihentikan.
Salah satu pedoman yang sering dirujuk adalah dari US Preventive Services Task Force (USPSTF), yang merekomendasikan penghentian skrining setelah usia 65 tahun bagi mereka yang memiliki riwayat hasil normal.
Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa rekomendasi ini tidak berlaku untuk semua perempuan lansia.
Mengapa demikian?
Alasan utama di balik rekomendasi penghentian skrining pada usia tertentu adalah karena risiko pengembangan kanker serviks primer (yang baru) akan menurun drastis pada populasi dengan riwayat skrining teratur dan hasil normal.
Sel-sel prakanker yang menjadi penyebab kanker serviks berkembang sangat lambat, dan pada usia lanjut, sebagian besar lesi prakanker sudah terdeteksi dan diobati sebelumnya, atau bahkan menghilang secara spontan.
Namun, seperti halnya banyak aspek kualitas hidup lansia, tidak semua perempuan memiliki riwayat kesehatan yang sama.
Ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat skrining kanker serviks untuk lansia tetap menjadi keharusan, bahkan setelah usia 65 tahun.
Beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai meliputi:
- Riwayat lesi prakanker (CIN grade 2/3) atau kanker serviks: Jika Anda pernah memiliki riwayat kondisi ini, risiko kekambuhan atau perkembangan kanker baru tetap ada.
- Paparan DES (dietilstilbestrol): Perempuan yang terpapar DES di dalam kandungan memiliki risiko lebih tinggi terhadap jenis kanker reproduksi tertentu.
- HIV atau sistem imun lemah: Kondisi seperti HIV atau pengobatan imunosupresif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh lansia, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi HPV persisten yang dapat menyebabkan kanker serviks.
- Riwayat hasil tes abnormal sebelumnya: Jika Anda memiliki riwayat hasil Pap smear atau tes HPV yang abnormal di masa lalu, skrining lanjutan sangat penting.
Jadi, meskipun ada pedoman umum, keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan skrining kanker serviks untuk lansia haruslah individual, didasarkan pada riwayat kesehatan pribadi Anda dan diskusi mendalam dengan dokter.
Jangan abaikan gejala kanker serviks pada lansia yang mungkin muncul, seperti pendarahan pasca-menopause atau nyeri panggul, karena ini bisa menjadi tanda perlunya pemeriksaan segera.
Baca Juga: Ini 7 Kelompok yang Berisiko Terkena Kanker Serviks
Jenis-jenis Skrining Kanker Serviks untuk Lansia
Jika Anda termasuk dalam kategori yang masih disarankan untuk melakukan skrining, atau Anda hanya ingin memastikan kondisi kesehatan reproduksi lansia Anda, ada beberapa jenis tes yang tersedia.
1. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
IVA adalah metode skrining yang cukup sederhana dan terjangkau, sangat cocok untuk program skrining kesehatan nasional di banyak negara berkembang.
Prosesnya melibatkan pengolesan larutan asam asetat (cuka makan) encer pada leher rahim.
Jika ada sel-sel abnormal yang disebabkan oleh infeksi HPV, sel-sel tersebut akan berubah warna menjadi putih dalam waktu singkat.
IVA bisa menjadi pilihan yang baik, terutama di daerah dengan akses terbatas ke laboratorium atau fasilitas yang lebih canggih.
Hasilnya bisa langsung diketahui, memungkinkan penanganan yang lebih cepat jika ditemukan kelainan.
Ini adalah metode yang relatif tidak invasif dan dapat dilakukan di puskesmas atau klinik terdekat.
2. Pap Smear
Pap smear adalah metode skrining yang paling dikenal dan telah digunakan selama puluhan tahun.
Tes ini melibatkan pengambilan sampel sel dari leher rahim dengan menggunakan sikat kecil atau spatula.
Sampel sel kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop, mencari adanya perubahan sel yang mengindikasikan lesi prakanker atau kanker.
Meskipun efektif, Pap smear mungkin memiliki beberapa tantangan bagi lansia.
Perubahan hormonal setelah menopause dapat menyebabkan atrofi vagina dan leher rahim, membuat pengambilan sampel menjadi lebih sulit atau kurang representatif.
Beberapa wanita lansia mungkin mengalami ketidaknyamanan selama prosedur.
Namun, jika dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman, Pap smear tetap merupakan metode skrining yang valid.
Penting untuk menginformasikan dokter tentang riwayat kesehatan dan kondisi Anda agar prosedur dapat disesuaikan.
Baca Juga: Opsi Perawatan Kanker Serviks di Malaysia
3. Tes HPV DNA
Tes HPV DNA adalah metode skrining yang mencari keberadaan virus Human Papillomavirus (HPV) berisiko tinggi di leher rahim.
HPV adalah penyebab utama sebagian besar kasus kanker serviks.
Tes ini dapat dilakukan secara mandiri atau bersamaan dengan Pap smear (disebut co-testing).
Tes HPV DNA sering dianggap sebagai pilihan yang sangat baik untuk skrining kanker serviks untuk lansia, terutama jika digabungkan dengan Pap smear.
Mengapa?
Karena tes ini secara langsung mencari keberadaan virus yang menyebabkan kanker, bukan hanya perubahan sel yang sudah terjadi.
Ini bisa sangat sensitif dalam mendeteksi risiko kanker, bahkan sebelum ada perubahan sel yang signifikan.
Bagi Anda yang khawatir tentang kenyamanan Pap smear, tes HPV DNA bisa menjadi alternatif atau pelengkap yang efektif.
Selain itu, perlu diingat pentingnya vaksin HPV untuk dewasa sebagai salah satu langkah pencegahan kanker pada wanita, bahkan untuk usia tertentu.
Ingin Konsultasi dengan Dokter tentang Skrining Kanker Serviks untuk Lansia? Health365 Bisa Bantu Anda!
Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan skrining kanker serviks untuk lansia adalah keputusan yang sangat pribadi dan harus dibuat berdasarkan diskusi yang jujur dengan dokter.
Dokter akan mempertimbangkan riwayat kesehatan Anda, faktor risiko yang mungkin Anda miliki, serta preferensi dan kekhawatiran Anda.
Untuk lakukan konsultasi dengan dokter terpercaya di rumah sakit/medical center terpercaya di seantero Asia, Health365 bisa bantu Anda!
Health365 bekerjasama dengan berbagai rumah sakit dan medical center ternama di Malaysia dan Singapura, yang bisa bantu booking appointment, hubungkan dengan dokter spesialisnya, dan bantu akomodasi Anda selama di sana.
Tertarik untuk coba? Ingin tanya-tanya lebih lanjut? Bisa langsung hubungi tim 365Care dari Health365 dengan klik tombol di bawah ini!
Referensi:
- Katherine Reim, Ramey Littell, Maqdooda Merchant. Cervical cancer in the elderly: Was their screening adequate? (450). Gynecologic Oncology. Volume 166, Supplement 1. 2022. Page S225. ISSN 0090-8258. https://doi.org/10.1016/S0090-8258(22)01672-9.
- Maelissa, M. M., Rahawarin, H. ., Kailola, N. E. ., Latuconsina, V. Z. ., & Sallatalohy, N. M. . (2022). Pap Smear as A Cervical Cancer Screening in Women of Childbearing Age in 2020. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 8(4), 1863–1867. https://doi.org/10.29303/jppipa.v8i4.2074
- Mittal, S., Kansal, Y., Singh, B., & Gupta, V. (2024). High-risk HPV Prevalence Estimates among Older Patients: Implications for Cervical Cancer Screening Programs. Indian journal of community medicine : official publication of Indian Association of Preventive & Social Medicine, 49(4), 599–603. https://doi.org/10.4103/ijcm.ijcm_800_22
- U.S. Preventive Services Task Force. (2018). Cervical cancer: Screening. Diakses dari: https://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf/recommendation/cervical-cancer-screening
- Wahyuni, C. (2023). The Importance of IVA for Women Aged 30-50 Years. Journal of Community Engagement in Health, 6(1), 60–65. https://doi.org/10.30994/jceh.v6i1.416
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.