Apa Itu PET Scan, Fungsi, Prosedur, dan Manfaatnya dalam Medis

PET Scan adalah sebuah prosedur pencitraan canggih yang memberikan informasi mendalam tentang kondisi tubuh Anda.

Berbeda dengan CT Scan atau MRI yang fokus pada struktur anatomi, PET Scan menunjukkan bagaimana organ dan jaringan tubuh berfungsi di tingkat seluler.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai PET scan ini? Artikel ini akan mengupas lengkap seputar PET scan untuk Anda.

Apa Itu PET Scan?

PET Scan (Positron Emission Tomography Scan) adalah teknik pencitraan nuklir yang bertujuan untuk melihat bagaimana organ dan jaringan tubuh berfungsi pada tingkat seluler dan molekuler.

Prosedur ini menggunakan sejumlah kecil zat radioaktif yang disebut tracer (pelacak). Tracer disuntikkan ke dalam tubuh Anda, lalu mesin PET mendeteksi energi yang dipancarkannya. Dengan demikian, dokter dapat melihat aktivitas metabolik tubuh, seperti bagaimana sel-sel menggunakan gula, atau seberapa aktif suatu area di dalam tubuh.

Dengan PET Scan, kita bisa melihat “aktivitas” internal, yang seringkali menjadi petunjuk awal adanya penyakit.

Apa Kegunaan PET Scan?

PET Scan memiliki peran vital dalam diagnosis dan penanganan berbagai kondisi, seperti:

1. Pendeteksian Kanker

Sel kanker punya metabolisme tinggi. PET Scan membantu untuk mendiagnosis kanker, menentukan stadium kanker, mengevaluasi respons pengobatannya, sampai mendeteksi jika kanker kambuh kembali.

Beberapa kondisi kanker yang bisa dideteksi melalui PET scan mulai dari:

• Kanker paru-paru
• Kanker kolorektal
• Kanker payudara
• Limfoma
• Melanoma
• Kanker otak
• Kanker tiroid
• Kanker esofagus (kerongkongan)
• Kanker pankreas
• Kanker serviks
• Kanker ovarium
• Kanker ginjal

2. Penyakit Jantung

PET Scan bisa menilai kesehatan jantung, mulai dari:

• Mendeteksi penyakit arteri koroner, yang menjadi pemicu serangan jantung.
• Mengevaluasi kerusakan otot jantung.
• Mendiagnosis infeksi jantung, seperti endokarditis.

3. Gangguan Neurologis (Otak)

Untuk kondisi otak, PET Scan membantu:

• Mendeteksi penyakit alzheimer dan parkinson.
• Mencari penyebab kejang.
• Mengevaluasi tumor otak.
• Mendiagnosis gangguan gerak, seperti distonia atau tremor esensial.

Cara Kerja PET Scan

Prosesnya dimulai dengan penyuntikan tracer (misalnya, FDG yang menyerupai gula) ke pembuluh darah Anda.

Setelah tracer menyebar dan diserap sel (sekitar 30-60 menit), Anda akan berbaring di meja pemindaian yang bergerak masuk ke mesin PET. Mesin ini mendeteksi sinyal dari tracer.

Komputer kemudian mengubah sinyal ini menjadi gambar 3D yang menunjukkan area dengan aktivitas metabolik tinggi (seringkali area penyakit) sebagai titik terang atau “panas.”

Jenis-jenis PET Scan

PET Scan terus berkembang, baik dari segi alat maupun tracer yang digunakan.

Berdasarkan Kombinasi dengan Tes Pencitraan Lainnya

• PET/CT Scan: Menggabungkan gambaran fungsional (PET) dengan struktur anatomi detail (CT). Dokter bisa melihat lokasi pasti aktivitas abnormal di dalam tubuh Anda.
• PET/MRI Scan: Kombinasi PET dengan MRI yang unggul dalam pencitraan jaringan lunak tanpa radiasi ionisasi dari CT. Ideal untuk otak atau panggul.

Berdasarkan Jenis Tracer-nya

• FDG PET Scan: Menggunakan zat radioaktif Fluorodeoxyglucose (FDG), yang menyerupai gula. Cara kerjanya dengan sel aktif (termasuk sel kanker) menyerap lebih banyak gula. FDG yang diserap ini terperangkap di dalam sel dan memancarkan sinyal yang dideteksi mesin PET.
• PSMA PET Scan: Merupakan jenis PET Scan spesifik untuk kanker prostat, menggunakan zat radioaktif yang menargetkan protein PSMA (Prostate-Specific Membrane Antigen) pada sel kanker prostat.
• Cerianna (18F-FES): Digunakan untuk mengevaluasi reseptor estrogen pada sel kanker payudara, membantu menentukan respons terhadap terapi hormonal.
• NetSpot (Ga 68 Dotatate): Menargetkan reseptor somatostatin pada tumor neuroendokrin (NETs), efektif untuk mendeteksi lokasi dan penyebaran NETs.

Perbandingan PET Scan, CT Scan, dan MRI Scan

Meskipun PET scan memiliki banyak keunggulan, metode ini tidak selalu menjadi pilihan utama untuk semua kondisi. Ada dua metode pencitraan lain yang umum digunakan untuk skrining dan diagnosis, yaitu CT scan dan MRI scan.

CT Scan

CT (Computed Tomography) scan menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar penampang tubuh.

Metode ini sering digunakan untuk mendeteksi patah tulang, tumor, dan infeksi.

CT scan lebih cepat dan umumnya lebih murah dibandingkan MRI atau PET scan, tetapi memaparkan pasien pada radiasi.

MRI Scan

MRI (Magnetic Resonance Imaging) scan menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detail dari bagian dalam tubuh.

MRI sering digunakan untuk mendeteksi cedera otak dan sumsum tulang belakang, serta masalah sendi dan otot.

Tidak seperti CT scan, MRI tidak menggunakan radiasi, tetapi pemeriksaan ini cenderung lebih lama dan lebih mahal.

Persiapan Sebelum PET Scan

Agar PET Scan memberikan hasil yang akurat, ada beberapa persiapan penting yang perlu Anda ikuti:

• Puasa: Umumnya, Anda akan diminta untuk berpuasa (tidak makan atau minum apapun kecuali air putih) selama 4-6 jam sebelum pemeriksaan. Ini sangat penting, terutama untuk FDG PET Scan, agar kadar gula darah Anda stabil dan tidak memengaruhi penyerapan tracer.
• Obat-obatan: Beritahu dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi, termasuk suplemen. Dokter mungkin akan memberikan instruksi khusus mengenai obat diabetes atau obat lain.
• Informasikan Kondisi Medis: Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat diabetes, alergi, sedang hamil, atau menyusui. Wanita hamil umumnya tidak disarankan menjalani PET Scan karena risiko radiasi pada janin.
• Pakaian: Kenakan pakaian yang nyaman dan longgar. Hindari perhiasan logam atau pakaian dengan ritsleting/kancing logam, karena dapat mengganggu hasil pencitraan.

Manfaat PET Scan

PET Scan menawarkan serangkaian manfaat signifikan dalam diagnosis dan manajemen penyakit:

• Diagnosis Dini dan Akurat: Mampu mendeteksi penyakit pada tahap yang sangat awal, bahkan sebelum perubahan struktural terlihat pada CT atau MRI, yang memungkinkan intervensi medis lebih cepat.
• Penetapan Stadium Penyakit: Memberikan gambaran komprehensif tentang penyebaran penyakit (terutama kanker), yang krusial untuk menentukan rencana pengobatan terbaik.
• Pemantauan Respons Pengobatan: Efektif untuk menilai apakah terapi yang diberikan berhasil mengurangi aktivitas penyakit, sehingga dokter dapat menyesuaikan strategi pengobatan jika diperlukan.
• Mendeteksi Kekambuhan: Mengidentifikasi kembalinya penyakit di area yang sama atau baru.
• Memandu Biopsi: Gambar PET dapat membantu dokter mengarahkan jarum biopsi ke area yang paling aktif atau mencurigakan.
• Menghindari Prosedur Invasif yang Tidak Perlu: Dengan informasi yang akurat dari PET Scan, terkadang prosedur diagnostik yang lebih invasif dapat dihindari.

Risiko PET Scan

Meskipun menggunakan zat radioaktif, PET Scan umumnya dianggap aman. Dosis radiasi yang digunakan sangat rendah dan cepat dikeluarkan dari tubuh.

Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui:

• Paparan Radiasi: Paparan radiasi dari satu kali PET Scan setara dengan paparan radiasi alami selama beberapa tahun. Dokter akan selalu mempertimbangkan manfaat dan risiko sebelum merekomendasikan prosedur ini.
• Reaksi Alergi: Meskipun sangat jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap tracer.
• Kontraindikasi: PET Scan umumnya tidak direkomendasikan untuk wanita hamil karena risiko pada janin. Bagi ibu menyusui, mungkin diperlukan jeda waktu tertentu sebelum melanjutkan menyusui setelah pemeriksaan.

Biaya PET Scan di Indonesia

Ini estimasi biaya PET Scan di beberapa rumah sakit/medical center di Indonesia: