fbpx
Kanker Paru Kanker Paru-Paru Kanker Secara Umum Kondisi Medis

Kanker Paru-Paru – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

kanker paru-paru

Kanker paru-paru adalah suatu bentuk neoplasma maligna yang berasal dari jaringan paru-paru. Neoplasma maligna adalah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol hingga membentuk tumor yang bersifat ganas atau merusak (kanker).

Sel-sel kanker ini bisa bermula dari lapisan sel epitelial bronkus (saluran udara), alveoli (kantung udara), atau struktur lain di dalam paru-paru. Jika tidak ditangani, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke luar paru-paru, yaitu suatu kondisi yang dikenal dengan metastasis.

Dalam memahami pengertian kanker paru-paru ini, terdapat dua jenis utama, yaitu:

  • Kanker Paru-paru Sel Kecil (SCLC)
  • Kanker Paru-paru Sel Bukan Kecil (NSCLC)

Keduanya berbeda dalam banyak aspek, termasuk struktur biologis sel, laju pertumbuhan, dan pilihan pengobatan.

Faktor risiko kanker paru-paru pada umumnya adalah kebiasaan merokok, paparan asbes, dan genetika. Untuk diagnosis, dokter biasanya akan menggunakan serangkaian tes seperti rontgen toraks, CT scan, dan biopsi. Opsi pengobatan bisa berupa pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi target, tergantung pada jenis dan tahap kanker.

Berdasarkan data WHO 2020, kasus baru pada kanker paru-paru menempati urutan ketiga tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai 34.783 (8,8%) dari keseluruhan 396.914 kasus kanker secara umum.

Penyebab kanker paru-paru

Kanker paru-paru disebabkan oleh berbagai faktor, baik eksternal maupun internal, yang memicu mutasi seluler dan akhirnya menyebabkan perkembangan sel kanker di paru-paru. Berikut ini beberapa penyebab kanker paru-paru.

  • Merokok
    Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru. Zat kimia dalam tembakau bisa merusak DNA sel paru-paru, memicu mutasi, dan memfasilitasi perkembangan kanker.
  • Paparan asbes dan bahan kimia
    Pekerjaan yang melibatkan paparan asbes, arsenik, kromium, dan bahan kimia industri lainnya juga meningkatkan risiko.
  • Polusi udara
    Partikel halus dan polutan lain dalam udara yang terhirup bisa berkontribusi terhadap peningkatan risiko.
  • Paparan radiasi
    Termasuk paparan radiasi dari terapi radiasi untuk kondisi medis lain, atau paparan radiasi dari lingkungan.
  • Infeksi virus
    Beberapa jenis virus seperti virus Human Papillomavirus (HPV) telah dihubungkan dengan peningkatan risiko, meskipun hubungannya tidak sekuat faktor risiko lain.
  • Gaya hidup dan faktor pendukung lain
    Kurang olahraga, pola makan yang tidak sehat, dan kebiasaan buruk lainnya juga bisa mempengaruhi risiko.
  • Sering terpapar asap rokok
    Menghirup asap rokok dari perokok lain juga bisa meningkatkan risiko, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan perokok aktif.

Penyebab kanker paru-paru bagi pria dan bagi wanita umumnya sama, walau terdapat beberapa kasus yang membedakannya dengan penyebab kanker paru-paru pada wanita.

Faktor risiko kanker paru-paru

Ada beberapa faktor risiko lain yang bisa berkontribusi terhadap terjadinya kanker paru-paru di luar dari penyebab utama yang sudah dijelaskan. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Usia
    Risiko bisa meningkat dengan bertambahnya usia. Sebagian besar kasus kanker ini terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun.
  • Riwayat kesehatan
    Orang dengan riwayat penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis kronis atau emfisema memiliki risiko yang lebih tinggi. Selain itu, orang yang sudah pernah mengalami kanker sebelumnya juga lebih rentan.
  • Sindrom paraneoplastik
    Ini adalah gejala yang disebabkan oleh substansi yang dilepaskan oleh tumor, dan bisa menjadi tanda-tanda awal.
  • Hormon
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan hormon, seperti yang terjadi selama terapi hormon, bisa mempengaruhi risiko.
  • Genetika
    Beberapa orang memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap serangan kanker ini.
  • Etnis dan jenis kelamin
    Risiko bisa bervariasi berdasarkan etnis dan jenis kelamin, meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dimengerti.
  • Konsumsi minuman beralkohol
    Meskipun hubungannya kurang jelas dibandingkan dengan merokok, konsumsi alkohol dalam jumlah tinggi juga dianggap sebagai faktor risiko.
  • Kondisi sosioekonomi
    Beberapa studi menunjukkan bahwa kondisi sosioekonomi juga bisa memengaruhi risiko, mungkin karena akses terbatas ke perawatan kesehatan atau karena gaya hidup.
  • Lingkungan tempat tinggal
    Tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi atau paparan bahan kimia berbahaya juga bisa meningkatkan risiko.
  • Pola makan yang kurang sehat
    Pola makan yang rendah buah dan sayuran dapat berkontribusi pada risiko kanker paru-paru, meskipun buktinya masih bersifat kontroversial.

Skrining kanker paru-paru

Skrining kanker paru-paru adalah proses pemeriksaan medis yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan sel kanker sebelum timbul gejala yang signifikan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan mengidentifikasi kanker pada tahap awal, di mana masih ada peluang kesuksesan pengobatan yang lebih tinggi.

Skrining kanker paru-paru umumnya direkomendasikan untuk individu yang memiliki risiko tinggi terserang kanker ini, antara lain:

  • Orang yang berusia antara 55 hingga 80 tahun.
  • Perokok aktif pada saat ini.
  • Sudah berhenti merokok sejak 15 tahun belakangan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit paru-paru atau riwayat kanker lainnya.
  • Sering terpapar oleh faktor risiko, seperti paparan asbes, arsenik, atau bahan kimia berbahaya lainnya dalam pekerjaan atau lingkungan.

Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan saran terbaik terkait kondisi yang paling cocok untuk menjalani skrining kanker paru-paru sebagaimana adanya risiko false positives atau gangguan kesehatan akibat komplikasi dari tes diagnostik lanjutan.

Gejala kanker paru-paru

Gejala kanker paru-paru merujuk pada ciri-ciri atau tanda yang muncul akibat adanya sel-sel kanker di paru-paru. Kanker ini kerap tidak menunjukkan gejala apa pun sampai mencapai tahap yang lebih lanjut. 

Kondisi ini adalah salah satu alasan kanker ini tergolong berbahaya. Maksudnya, ketika gejala akhirnya sudah muncul, sel-sel kanker biasanya sudah menyebar atau berkembang sampai ke tahap yang lebih sulit untuk diobati atau ditangani.

Penyebabnya, paru-paru manusia memiliki sedikit saraf ujung nyeri sehingga menjadikannya kurang sensitif terhadap perubahan awal yang disebabkan oleh tumor. Akibatnya, tumor bisa tumbuh tanpa mengirimkan sinyal peringatan dalam bentuk gejala.

Berikut ini adalah beberapa gejala atau ciri-ciri secara umum kanker paru-paru.

  • Batuk yang tidak kunjung sembuh atau bersifat kronis.
  • Darah pada dahak atau hemoptisis.
  • Sesak napas, terutama akibat tumor menghalangi saluran udara atau menyebabkan cairan menumpuk di sekitar paru-paru.
  • Nyeri pada dada, punggung, atau bahu tanpa alasan jelas.
  • Suara serak.
  • Kehilangan berat badan atau nafsu makan.
  • Kelelahan atau lemah padahal tidak beraktivitas fisik secara berlebihan.
  • Infeksi paru-paru secara berulang, misalnya bronkitis atau pneumonia.
  • Adanya suara mengi atau menyerupai siulan saat bernapas.
  • Perubahan warna atau konsistensi pada dahak.

Dengan kata lain, seseorang bisa saja mengidap kanker ini dan merasa sehat sampai sel kanker mencapai ukuran atau stadium yang berdampak kepada fungsi paru-paru atau organ lain.

Ketika gejala akhirnya muncul, sering kali disangka sebagai masalah kesehatan yang lebih umum atau lebih ringan, seperti infeksi saluran pernapasan atau kelelahan. 

Batuk yang berkepanjangan bisa disalahpahami sebagai efek sementara dari merokok, alergi, atau bahkan sebagai batuk biasa. Demikian pula, sesak napas atau kelelahan bisa dianggap sebagai tanda penuaan atau kurangnya kebugaran.

Mengingat kanker paru-paru sering belum tentu bisa teridentifikasi sampai stadium lebih lanjut, diagnosis yang cepat dan tepat adalah kunci untuk prognosis yang lebih baik.

Diagnosis kanker paru-paru

Diagnosis kanker paru-paru adalah proses medis untuk memastikan keberadaan sel kanker di paru-paru. Langkah ini bukan hanya tentang mengidentifikasi adanya kanker, tetapi juga menentukan jenis, stadium, dan karakteristik lainnya dari kanker tersebut, yang semua akan memengaruhi pilihan pengobatan.

Selain itu, ada faktor-faktor lain yang akan menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan jenis tes yang tepat untuk melakukan diagnosis, misalnya:

  • Kondisi kesehatan umum dan gejala klinis yang dialami pasien saat itu.
  • Riwayat medis dan faktor risiko, termasuk usia pasien.
  • Hasil tes sebelumnya dan tingkat akurasi serta kepekaan tes. Beberapa tes lebih sensitif atau spesifik dalam mendeteksi kanker paru-paru.
  • Tingkat urgensi sebagaimana sebagian jenis tes memerlukan waktu lebih lama untuk memberikan hasil.
  • Ketersediaan fasilitas di rumah sakit atau klinik.
  • Biaya dan aksesibilitas pasien kepada fasilitas yang ada.
  • Kenyamanan dan kesediaan pasien terhadap jenis tes yang ada. Sebagian tes lebih invasif daripada yang lain.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dokter akan menentukan jenis tes yang tepat untuk melakukan diagnosis kanker paru-paru. Tes yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui dari mana asal sel kanker dan apakah sudah menyebar ke organ yang lain.

Ada dua jenis tes yang bisa dilakukan sebagai langkah cek kanker paru-paru, yaitu tes pencitraan dan tes biomarker.

Tes pencitraan

Ada empat pilihan dari tes pencitraan, yaitu:

  • CAT Scan
  • PET Scan
  • MRI Scan
  • Bone Scan

1. CT Scan

Computed Tomography (CT) atau CAT scan adalah teknologi pencitraan medis yang menggunakan serangkaian gambaran sinar-X dari berbagai sudut untuk membuat gambar tiga dimensi (3D) dari area tubuh yang diperiksa. 

Dalam konteks diagnosis kanker paru-paru, CT scan sangat berguna karena mampu memberikan gambaran yang lebih mendetail dan tepat tentang paru-paru dibandingkan dengan X-ray dada biasa.

CT scan tutur membantu dalam menentukan stadium kanker, yaitu sejauh mana kanker telah menyebar ke area lain di dalam atau di luar paru-paru.

2. PET Scan

Positron Emission Tomography Scan atau PET Scan adalah jenis tes pencitraan medis yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas metabolik atau kimia dalam sel. 

PET scan sering kali digunakan bersamaan dengan CT scan dalam suatu prosedur yang dikenal sebagai PET-CT. Teknologi ini sangat berguna untuk menilai sejauh mana kanker ini telah menyebar dan apakah pengobatan yang sedang berlangsung efektif.

Melalui PET scan, dokter bisa terbantu dalam memilih lokasi yang paling tepat untuk melakukan biopsi. Selain itu, pada kasus kanker kambuh atau menyebar, PET scan bisa digunakan untuk penentuan stadium ulang.

3. MRI Scan

Magnetic Resonance Imaging (MRI) Scan adalah sebuah teknologi pencitraan medis yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk mendapatkan pencitraan tiga dimensi (3D) dari struktur internal tubuh. 

Gambar yang dihasilkan beresolusi sangat tinggi, khususnya untuk jaringan lunak. Keunggulan ini bisa sangat berguna jika sel-sel kanker telah menyebar ke area lain, seperti otak atau sumsum tulang belakang.

4. Bone Scan

Bone Scan atau pemindaian tulang adalah salah satu jenis tes pencitraan medis yang digunakan untuk memeriksa kondisi tulang di seluruh tubuh. 

Bone Scan biasanya dilakukan untuk mengevaluasi apakah kanker telah menyebar (metastasis) ke tulang. Proses ini menggunakan zat radioaktif (radiotracer) yang diinjeksikan ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tulang di tubuh. Jika kanker ini diduga telah menyebar ke tulang, Bone Scan adalah salah satu metode yang efektif untuk mengidentifikasi.

Pada dasarnya, pemeriksaan kanker paru-paru dengan tes pencitraan belum tentu bisa menentukan hasil diagnosis secara pasti. Dokter masih membutuhkan pemeriksaan penunjang kanker paru-paru berupa tes biopsi atau tes lainnya untuk mengambil sampel jaringan. 

Ada beberapa tes sampel jaringan yang bisa dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang kanker paru-paru, yaitu:

  • Biopsi
    Biopsi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau sel dari suatu bagian tubuh yang dicurigai memiliki kondisi patologis, seperti kanker atau infeksi. Sampel tersebut kemudian dianalisis di laboratorium patologi untuk menentukan diagnosis yang lebih akurat. 
  • Bronkoskopi
    Bronkoskopi adalah prosedur medis yang memungkinkan pemeriksaan visual langsung dari saluran pernapasan, termasuk tenggorokan, laring, trakea, dan bronkus. Prosedur ini menggunakan alat bernama bronkoskop, yaitu tabung fleksibel dengan kamera di ujungnya, yang dimasukkan melalui hidung atau mulut. 
  • Biopsi Aspirasi Jarum Halus / Biopsi Inti
    Biopsi Aspirasi Jarum Halus (Fine-Needle Aspiration, FNA) dan Biopsi Inti (Core Biopsy) adalah dua jenis biopsi yang menggunakan jarum untuk mengambil sampel jaringan atau sel dari suatu area yang dicurigai mengandung sel kanker. Dalam FNA, jarum yang sangat tipis digunakan untuk mengambil sampel sel, sedangkan biopsi inti menggunakan jarum yang lebih besar untuk mengambil sepotong kecil jaringan.
  • Thoracocentesis
    Thoracocentesis atau thoracentesis adalah prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel cairan dari rongga pleura, yaitu ruang antara dinding dada dan paru-paru. Cairan ini kemudian dianalisis untuk mengetahui adanya sel kanker, infeksi, atau kondisi lain yang mungkin berhubungan dengan paru-paru.
  • Torakoskopi
    Torakoskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk memeriksa rongga pleura dan paru-paru. Melalui sayatan kecil di dinding dada, dimasukkan sebuah instrumen optik berkamera (torakoskop). Torakoskopi sangat berguna dalam menentukan stadium, jenis, dan penyebaran sel-sel kanker, serta membantu dalam perencanaan pengobatan yang tepat.
  • Mediastinoskopi
    Mediastinoskopi adalah prosedur bedah minim invasif yang digunakan untuk memeriksa dan mengambil sampel jaringan dari mediastinum, area antara paru-paru di dada. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah endoskop melalui insisi kecil di atas tulang dada. Tujuannya mengidentifikasi apakah sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening mediastinal atau area lain di mediastinum.
  • Torakotomi
    Melalui torakotomi, dokter bisa mengambil sampel jaringan secara langsung dari paru-paru, kelenjar getah bening, atau struktur lain untuk analisis patologis melalui insisi besar di dinding dada. Prosedur ini juga bisa digunakan untuk pengangkatan tumor atau perawatan kondisi lain yang terkait dengan paru-paru. Karena sifatnya yang invasif, torakotomi biasanya disertai risiko lebih tinggi dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama.

Tes Tumor Marker

Tes Tumor Marker atau Biomarker Testing of the Tumor merujuk pada analisis laboratorium dari sampel jaringan atau cairan tubuh untuk mendeteksi keberadaan zat tertentu yang dikenal sebagai biomarker atau penanda tumor. 

Biomarker ini biasanya adalah protein, enzim, atau mutasi genetik yang sering terkait dengan kanker paru-paru. Tes ini membantu dokter dalam mengetahui karakteristik spesifik dari kanker, seperti jenis dan stadium, serta memungkinkan penyesuaian pengobatan yang lebih tepat sesuai dengan profil biomarker kanker itu sendiri.

Pemeriksaan kanker paru-paru menggunakan biomarker bisa mengindikasikan respons terhadap terapi tertentu, prognosis, atau bahkan potensi penyebaran kanker.  

Beberapa biomarker yang sering diuji dalam konteks kanker ini adalah EGFR, ALK, ROS1, dan PD-L1. Hasil dari tes ini bisa digunakan untuk merencanakan strategi pengobatan yang paling efektif.

Stadium kanker paru-paru

Klasifikasi stadium pada kanker paru-paru umumnya mengikuti sistem TNM yang dikembangkan oleh American Joint Committee on Cancer (AJCC). Sistem ini mempertimbangkan tiga komponen utama:

  • T (Tumor): Menggambarkan ukuran dan lokasi tumor primer.
  • N (Node): Menunjukkan sejauh mana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar paru-paru.
  • M (Metastasis): Mengindikasikan apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.

Berdasarkan informasi dari kriteria TNM, dokter kemudian akan menentukan stadium kanker paru-paru, yang biasanya dibagi menjadi empat stadium (I-IV).

  • Stadium 0 : Dikenal juga sebagai in situ. Stadium 0 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sel-sel kanker masih terbatas pada lapisan sel pertama kali terbentuk dan belum menyebar atau tumbuh ke dalam jaringan paru-paru normal yang berdekatan, kelenjar getah bening, atau bagian tubuh lain.
  • Stadium I: Kanker masih terbatas pada paru-paru dan belum menyebar ke kelenjar getah bening. Ini adalah stadium awal, di mana keberhasilan peluang pengobatan lebih tinggi.
  • Stadium II: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau telah menunjukkan tanda invasi ke struktur dada yang lain, tetapi belum menyebar luas.
  • Stadium III: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di satu sisi dada dan mungkin sudah menyebar ke organ atau struktur lain dalam dada.
  • Stadium IV: Kanker telah menyebar ke organ lain di luar dada atau ke kelenjar getah bening di sisi lain dada. Ini adalah stadium lanjut dan biasanya lebih sulit untuk diobati.

Pemahaman tentang stadium kanker paru-paru sangat penting dalam menentukan rencana pengobatan yang paling efektif dan prognosis pasien.

Pengobatan kanker paru-paru

Pengobatan kanker paru-paru biasanya melibatkan pendekatan tim dokter multidisiplin dan tergantung pada berbagai faktor, termasuk tipe kanker (Sel Kecil atau Sel Bukan Kecil), stadium, lokasi tumor, kesehatan umum pasien, dan keberadaan biomarker atau mutasi genetik tertentu. 

Secara umum, berikut ini beberapa metode atau cara pengobatan kanker paru-paru yang umumnya diterapkan.

1. Operasi

Operasi atau pembedahan kanker biasanya lebih efektif untuk penanganan kanker pada stadium awal. Tindakan operasi yang bisa dilakukan meliputi lobektomi (pengangkatan satu lobus paru-paru), pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru-paru), atau segmentektomi (pengangkatan sebagian kecil paru-paru).

2. Kemoterapi

Metode kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker. Penggunaan obat untuk menangani kanker paru-paru bisa digunakan sebelum atau setelah operasi, atau sebagai pengobatan utama pada kasus yang tidak memungkinkan operasi.

3. Radioterapi

Radioterapi menggunakan radiasi untuk membunuh sel kanker. Bisa digunakan sebagai pengobatan utama, tambahan setelah operasi, atau untuk meredakan gejala pada kanker stadium lanjut.

4. Terapi target

Terapi target menggunakan obat yang dirancang untuk menargetkan mutasi genetik atau jalur biologis spesifik yang mendukung pertumbuhan kanker.

5. Imunoterapi

Imunoterapi menggunakan obat yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker. Biasanya lebih efektif pada pasien dengan biomarker tertentu.

6. Terapi paliatif

Terapi paliatif bertujuan mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi tidak bertujuan untuk penyembuhan kanker paru-paru. Ini biasanya digunakan untuk kanker stadium lanjut.

7. Terapi gabungan

Beberapa metode di atas bisa dikombinasikan untuk hasil yang lebih efektif, tergantung pada karakteristik kanker dan keadaan pasien.

Setiap pilihan pengobatan memiliki efek samping dan risiko sendiri, sehingga sangat penting untuk mendiskusikan semua opsi yang tersedia dengan tim medis untuk menentukan pendekatan terbaik dalam kasus tertentu.

Perawatan lanjutan kanker paru-paru

Perawatan lanjutan kanker paru-paru adalah tahapan penting yang perlu dijalani oleh semua pasien kanker. Namun pada kenyataannya, proses pengobatan bukanlah tahap terakhir sebagaimana dokter masih perlu melakukan pemantauan andai sel kanker kambuh, efek samping dari pengobatan, dan/atau memeriksa kondisi kesehatan pasien secara umum.

Tahap perawatan lanjutan kanker paru-paru ini dinamakan rehabilitasi dan umumnya mencakup beberapa hal sebagai berikut.

  • Terapi fisik
  • Terapi okupasi
  • Konseling pekerjaan
  • Konseling tekanan emosional
  • Manajemen nyeri
  • Konsultasi gizi

Pasien kanker paru-paru biasanya menjalani perawatan lanjutan bersama tim medis multidisiplin yang mencakup berbagai dokter spesialis. Tim ini bekerja sama untuk membuat rencana perawatan yang komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan medis dan emosional pasien.

Komplikasi kanker paru-paru

Komplikasi kanker paru-paru bisa terjadi karena berbagai alasan, misalnya ukuran dan lokasi tumor yang sulit dicapai untuk segera ditangani, tersebarnya sel-sel kanker ke area lain, dan efek samping dari pengobatan. Komplikasi ini bisa menambah kompleksitas dan urgensi dalam perawatan medis.

Berikut ini beberapa kondisi komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien kanker paru-paru.

  • Metastasis
  • Pneumonia dan infeksi bronkial
  • Hemoptisis
  • Atelektasis
  • Pleuritis dan efusi pleura
  • Sindrom vena cava superior
  • Hipokalsemia
  • Sindrom paraneoplastik

Komplikasi kanker paru-paru bisa juga berasal dari efek samping pengobatan, misalnya efek dari kemoterapi, radioterapi, dan operasi. Selain itu masih ada gangguan hematologis (seperti anemia), penyakit gastrointestinal (seperti mual), atau perubahan pada kulit dan rambut.

Sebagian pasien juga bisa mengalami masalah emosional dan psikologis sebagaimana proses diagnosis dan pengobatan kanker bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi, yang membutuhkan pendekatan psikologis atau psikiatri.

Pencegahan kanker paru-paru

Pencegahan kanker paru-paru dapat membantu mengurangi risiko terserang kanker, memfasilitasi deteksi dini andai terjadi kanker, dan pada akhirnya bisa menyelamatkan nyawa. Selain itu, pencegahan bisa mengurangi beban biaya kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup.

Berikut ini adalah cara mencegah kanker paru paru yang bisa dilakukan.

  • Berhenti merokok dan menghindari diri terpapar asap rokok
    Ini adalah langkah paling efektif dalam mencegah kanker paru-paru. Jangan mulai merokok dan hentikan secepatnya jika sudah terlanjur merokok. Hindari juga area yang memungkinkan terpapar asap rokok orang lain.
  • Hindari paparan zat kimia berbahaya
    Ini termasuk asbes, arsen, radon, dan bahan kimia lain yang digunakan dalam beberapa pekerjaan industri. Gunakan peralatan pelindung diri jika tidak bisa menghindarinya.
  • Mengonsumsi makanan sehat
    Upayakan untuk mengonsumsi lebih banyak buah, sayuran, dan makanan yang kaya serat. Makanan yang kaya antioksidan dan nutrisi lainnya bisa membantu melawan kanker juga.
  • Berolahraga secara teratur
    Aktivitas fisik tidak hanya meningkatkan kesehatan umum tetapi juga membantu dalam menjaga berat badan dan bisa mengurangi risiko kanker.
  • Pemeriksaan kesehatan rutin
    Mengikuti skrining dan pemeriksaan rutin, khususnya jika kamu memiliki faktor risiko yang lebih tinggi.
  • Hindari polusi udara
    Paparan terhadap polusi udara dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko berkembangnya sel-sel kanker.
  • Hindari benda atau area radiasi
    Jangan mendekati area-area yang berisiko mengeluarkan radiasi, misalnya pabrik kimia atau benda-benda beradiasi.
  • Cari tahu riwayat keluarga
    Jika ada riwayat kanker dalam keluarga, diskusikan dengan dokter tentang langkah-langkah pencegahan atau skrining yang lebih dini.
  • Batasi konsumsi minuman beralkohol
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker paru-paru dan kanker lambung.

Mencari tahu tentang informasi seputar kanker paru-paru dan risikonya adalah langkah awal yang baik untuk pencegahan. Edukasi bisa melibatkan membaca, berbicara dengan para ahli, atau bergabung dengan kelompok pendukung.

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.