fbpx
Kebugaran & Pencegahan Layanan Cek Kesehatan Obat-Obatan dan Perawatan Baru Radiologi & Pencitraan

Radioterapi : Fungsi, Cara Kerja, dan Efek Samping

apa itu radioterapi

Apa itu radioterapi dan apa fungsinya?

Radioterapi adalah metode pengobatan kanker menggunakan radiasi berdosis tinggi untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor. Metode ini bertujuan merusak DNA dalam sel kanker sehingga menghentikannya dari membelah dan berkembang.

Fungsi radioterapi yang utama adalah untuk mengobati penyakit kanker, baik dengan menyembuhkan kanker, mencegah kembalinya kanker, atau menghentikan atau memperlambat pertumbuhan kanker. 

Radioterapi juga digunakan untuk meredakan gejala kanker, terutama dalam pengobatan paliatif, di mana fokusnya adalah pada peningkatan kualitas hidup pasien dengan kanker stadium lanjut.

Peran radioterapi dalam perencanaan pengobatan kanker

Penggunaan radioterapi sebagai terapi tunggal atau kombinasi

Radioterapi dapat digunakan sebagai satu-satunya bentuk pengobatan (terapi tunggal) untuk beberapa jenis kanker. Namun, lebih sering, radioterapi digunakan bersama dengan bentuk pengobatan kanker lainnya, seperti operasi, kemoterapi, dan imunoterapi. 

Dalam beberapa kasus, radioterapi diberikan sebelum atau setelah operasi (neoadjuvant atau adjuvant therapy) untuk meningkatkan hasil pengobatan atau mengurangi risiko kanker kembali.

Kondisi khusus di mana radioterapi menjadi pilihan utama

Radioterapi menjadi pilihan utama dalam beberapa situasi spesifik, tergantung pada jenis, lokasi, dan stadium kanker. 

Terutama untuk mengobati kanker kepala dan leher, kanker payudara, dan kanker prostat, radioterapi sering menjadi bagian penting dari rencana pengobatan utama. 

Selain itu, untuk tumor yang terletak di tempat yang tidak bisa dioperasi atau untuk pasien yang tidak dapat menjalani operasi karena alasan kesehatan, radioterapi bisa direkomendasikan sebagai pilihan pengobatan utama juga.

Cara kerja radioterapi melawan sel kanker

Mekanisme radioterapi dalam merusak DNA sel kanker

Radioterapi bekerja dengan menggunakan dosis tinggi radiasi untuk merusak DNA dalam sel kanker. DNA adalah materi genetik yang mengontrol bagaimana sel tumbuh dan membelah. 

Ketika DNA ini rusak, sel kanker kehilangan kemampuannya untuk membelah dan tumbuh. Selanjutnya, kerusakan ini dapat menyebabkan kematian sel kanker karena mereka tidak mampu memperbaiki diri secara efektif.

Proses mematikan sel kanker dengan radioterapi

Radioterapi merusak DNA sel kanker secara bertahap. Dengan kata lain, proses ini tidak berefek secara langsung.

Pada tingkatan kerusakan tertentu, DNA sel kanker tidak dapat memperbaiki dirinya lagi dan akhirnya mati. Proses pembunuhan sel kanker ini dapat berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu setelah pengobatan radioterapi selesai.

Bagaimana efek radioterapi terhadap sel sehat?

Pengaruh radioterapi terhadap sel sehat

Meskipun tujuan utama radioterapi adalah merusak sel kanker, sel sehat di sekitar area pengobatan juga bisa terpengaruh. Hal ini bisa memicu risiko efek samping yang bervariasi, tergantung pada area tubuh yang diobati. 

Meski begitu, sel sehat memiliki kapasitas yang lebih baik untuk memperbaiki diri jika dibandingkan dengan sel kanker.

Proses pemulihan sel sehat setelah radioterapi

Sel sehat yang terkena radiasi lebih mampu untuk memperbaiki diri dari kerusakan yang disebabkan oleh radioterapi. 

Kemampuan pemulihan ini bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk lokasi tubuh yang diobati, dosis radiasi yang diberikan, dan kesehatan umum pasien. 

Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan sel sehat juga bisa beragam, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu, mengikuti siklus pertumbuhan sel normal tiap pasien.

Jenis radioterapi

Ada dua jenis utama radioterapi, yaitu radioterapi internal atau brachytherapy dan radioterapi eksternal. Keduanya memiliki mekanisme, aplikasi, dan teknologi yang berbeda, yang dirancang untuk memaksimalkan efektivitas pengobatan sambil meminimalkan dampak pada jaringan sehat.

Radioterapi internal (brachytherapy)

Brachytherapy adalah jenis radioterapi internal di mana sumber radiasi ditempatkan langsung di dalam atau dekat dengan tumor. Dalam brachytherapy, sumber radiasi bisa berupa benih, pita, atau kapsul yang mengandung materi radioaktif.

Metode ini memungkinkan dosis radiasi yang tinggi untuk diberikan langsung ke area yang membutuhkan pengobatan sambil meminimalkan paparan pada jaringan sehat di sekitarnya. 

Brachytherapy umumnya digunakan untuk pengobatan kanker serviks, prostat, payudara, dan kanker kulit tertentu.

Keuntungan dan kondisi penggunaan brachytherapy

Keuntungan utama dari brachytherapy adalah kemampuannya untuk memberikan dosis radiasi yang tinggi secara lokal, yang berarti efek sampingnya pada jaringan sehat yang berdekatan bisa diminimalkan.

Brachytherapy sering digunakan sebagai pilihan utama ketika kanker terlokalisasi dan belum menyebar ke bagian tubuh lain. 

Karena penggunaannya yang sangat terlokalisasi, brachytherapy sangat efektif dalam mengobati tumor kecil dan terbatas di area tertentu.

Radioterapi eksternal

Radioterapi eksternal menggunakan mesin yang disebut linear accelerator untuk mengirimkan radiasi ke tubuh dari luar. Ini adalah bentuk radioterapi yang paling umum.

Dalam prosedur ini, pasien berbaring di bawah mesin, dan sinar radiasi diarahkan ke area spesifik di mana tumor berada. 

Teknik ini memungkinkan radiasi menjangkau target dengan presisi tinggi, sambil meminimalkan paparan pada jaringan sehat yang berdekatan.

Jenis dan teknologi yang digunakan dalam radioterapi eksternal

Ada enam jenis radioterapi eksternal dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:

  • Conformal radiotherapy – Conformal radiotherapy, juga dikenal sebagai 3D conformal radiotherapy atau 3DCRT, membentuk sinar radiasi untuk sesuai dengan area kanker secara ketat​​.
  • Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) – IMRT adalah jenis conformal radiotherapy yang memungkinkan pengaturan intensitas radiasi di area tertentu, meningkatkan presisi dan mengurangi dampak pada jaringan sehat di sekitarnya​​​​.
  • Image Guided Radiotherapy (IGRT) – IGRT menggunakan pencitraan untuk memastikan posisi yang tepat selama perawatan, meningkatkan akurasi dan mengurangi efek samping​​.
  • Stereotactic Radiotherapy (SRT) – Stereotactic radiotherapy menargetkan tumor dengan sangat tepat dan memiliki risiko kerusakan pada jaringan normal di sekitarnya yang rendah, sehingga efek samping bisa lebih sedikit dibandingkan dengan jenis radioterapi lainnya​​.
  • Proton Beam Therapy – Proton Beam Therapy (terapi sinar proton) menggunakan proton sebagai sumber radiasi dan merupakan bagian dari pilihan radioterapi eksternal​​.
  • Superficial Radiotherapy to the Skin – Radioterapi eksternal ini digunakan untuk mengobati kanker yang berada di atau dekat dengan kulit. Metode ini menggunakan elektron untuk mengobati kanker superfisial​​.

Secara umum, teknologi radioterapi eksternal ditujukan untuk memastikan bahwa radiasi dikirimkan secara akurat ke area yang ditargetkan. 

Ini termasuk penggunaan teknik seperti IMRT (Intensity-Modulated Radiation Therapy) dan IGRT (Image-Guided Radiation Therapy) yang memungkinkan penyesuaian radiasi secara real-time berdasarkan perubahan posisi tumor dan tubuh pasien.

Teknologi ini membantu dalam meningkatkan akurasi pengobatan, mengurangi efek samping, dan meningkatkan hasil pengobatan bagi pasien.

Radioterapi dilakukan berapa kali?

Jumlah sesi radioterapi bervariasi tergantung pada jenis dan stadium kanker, serta tujuan dari radioterapi itu sendiri (apakah kuratif atau paliatif). 

Sebagian pasien mungkin hanya memerlukan satu sesi radioterapi, sementara yang lain mungkin memerlukan serangkaian sesi yang berlangsung selama beberapa minggu secara bertahap.

Cara menentukan frekuensi dan jadwal/sesi radioterapi

Jadwal radioterapi ditentukan oleh tim perawatan kanker yang terdiri atas dokter spesialis radiasi onkologi, fisikawan medis, dan ahli dosimetri. 

Mereka merencanakan pengobatan dengan sangat teliti, menggunakan hasil dari pemindaian diagnostik seperti CT scan, MRI, atau PET scan untuk membuat citra 3D yang akan menjadi dasar rencana radioterapi.

Setelah sesi perencanaan, mungkin diperlukan beberapa hari hingga tiga minggu untuk memutuskan detail akhir dari rencana pengobatan, di mana tim medis akan menggunakan komputer untuk merencanakan pengobatan dengan presisi tinggi​​.

Faktor yang memengaruhi jadwal radioterapi

Beberapa faktor yang memengaruhi jadwal radioterapi meliputi jenis dan lokasi kanker, tujuan pengobatan (kuratif atau paliatif), kondisi kesehatan umum pasien, dan jenis radioterapi yang akan digunakan.

Faktor lain bisa termasuk seberapa baik pasien menanggapi pengobatan dan toleransi mereka terhadap efek samping radioterapi. 

Penentuan jadwal juga dapat disesuaikan di tengah periode pengobatan sedang berlangsung untuk mengakomodasi perubahan kondisi pasien atau respons terhadap terapi.

Apakah kanker bisa sembuh dengan radioterapi?

Radioterapi dapat menyembuhkan kanker dalam beberapa kasus, terutama jika digunakan dalam kombinasi dengan perawatan lain, misalnya operasi atau kemoterapi, atau ketika kanker terdeteksi pada tahap awal.

Meski begitu, pengidap kanker belum tentu bisa dikatakan sembuh sepenuhnya. Namun berhasilnya pengobatan kanker secara umum dapat dipastikan oleh beberapa kondisi berikut.

  • Gejala kanker berkurang secara bertahap dan signifikan seiring waktu.
  • Kondisi fisik pasien yang terlihat lebih bugar.
  • Kembalinya nafsu makan.

Berkurangnya gejala-gejala kanker ini disebut dengan masa remisi. Masa remisi yang ideal adalah minimal lima tahun.

Radioterapi sebagai pengobatan kuratif

Radioterapi memiliki potensi untuk menyembuhkan kanker, terutama ketika digunakan sebagai bagian dari pendekatan pengobatan komprehensif. Efektivitasnya meningkat jika kanker terlokalisasi dan belum menyebar.

Efektivitas radioterapi turut dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti jenis dan stadium kanker, ukuran dan lokasi tumor, dan kesehatan umum pasien. Respons tiap pasien terhadap radioterapi juga memainkan peranan penting.

Radioterapi sebagai pengobatan paliatif

Radioterapi juga digunakan sebagai pengobatan paliatif, yang bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien dengan kanker lanjut atau metastatik.

Ini bisa mencakup mengurangi ukuran tumor untuk mengurangi rasa sakit atau masalah lain yang disebabkan oleh tumor, seperti kesulitan bernapas atau masalah pada usus dan kandung kemih​​.

Walau dinyatakan telah melalui tahap pengobatan yang berhasil, pasien disarankan untuk tetap menjalani skrining kanker secara rutin untuk mendeteksi kembalinya sel kanker sedini mungkin.

Efek samping radioterapi

Radioterapi berisiko menimbulkan efek samping karena, selain merusak sel kanker, radiasi juga dapat mendampaki sel-sel sehat di sekitar area fokus pengobatan. 

Meskipun teknologi modern telah meningkatkan kemampuan untuk menargetkan tumor secara lebih spesifik, beberapa paparan pada jaringan sehat tetap tidak dapat dihindari sepenuhnya.

  • Efek samping radioterapi secara umum
    Efek samping jangka pendek dari radioterapi dapat meliputi kelelahan, iritasi kulit di area pengobatan, rasa mual, dan kerontokan rambut (jika kepala diterapi). Efek samping ini biasanya sementara dan akan membaik setelah perawatan selesai.
  • Efek jangka panjang dari radioterapi
    Efek samping jangka panjang dapat bervariasi tergantung pada area tubuh yang diobati dan dapat meliputi perubahan tekstur atau warna kulit, masalah dengan fungsi organ di area yang diobati, dan dalam kasus yang sangat jarang, risiko mengembangkan kanker sekunder akibat paparan radiasi​​.

Berapa lama efek radioterapi akan hilang?

Durasi efek samping dari radioterapi dapat bervariasi. Banyak efek samping jangka pendek mulai membaik beberapa minggu setelah pengobatan selesai. 

Namun, beberapa efek samping, terutama efek jangka panjang, mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mereda atau mungkin menjadi permanen.

Periode pemulihan dari efek samping

Pemulihan dari efek samping jangka pendek biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah pengobatan selesai. Namun, beberapa efek bisa bertahan lebih lama tergantung pada intensitas pengobatan yang dijalani.

Durasi pemulihan dapat bervariasi berdasarkan jenis radioterapi yang diterima, lokasi dan dosis radiasi, serta kondisi kesehatan umum pasien. Setiap individu memiliki respons yang unik terhadap radioterapi, sehingga periode pemulihan dapat berbeda antarindividu.

Cara mengatasi efek samping radioterapi

Efek samping radioterapi masih dapat diatasi dengan berbagai strategi manajemen. Tim perawatan kesehatan, termasuk dokter, perawat spesialis, dan radiografer, akan membantu pasien dalam mengelola efek samping yang mungkin terjadi. 

Mereka bisa menyediakan saran medis dan rekomendasi perawatan pelengkap yang diperlukan untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat pemulihan​​.

Strategi manajemen efek samping

Tim kesehatan biasanya memberikan rekomendasi dan perawatan spesifik untuk mengatasi efek samping yang dialami, misalnya:

  • Penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gejala mual, nyeri, atau iritasi kulit. 
  • Terapi pendukung, misalnya fisioterapi.
  • Terapi nutrisi.

Pendekatan medis dan perubahan gaya hidup

  • Pendekatan medis
    Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi efek samping spesifik, seperti obat antimual untuk mual atau krim untuk iritasi kulit. Dalam beberapa kasus, penyesuaian dosis radiasi atau jadwal pengobatan juga mungkin dilakukan untuk mengurangi efek samping.
  • Perubahan gaya hidup
    Perubahan pola makan atau diet untuk mengurangi iritasi gastrointestinal, menghindari paparan sinar matahari pada area yang diobati, atau melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk melancarkan peredaran darah sehingga berpeluang meminimalkan kelelahan.

Manajemen efek samping radioterapi adalah proses multidisiplin yang melibatkan berbagai pendekatan dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan individu pasien. Kunci dari manajemen ini adalah komunikasi yang baik antara pasien dan tim perawatan kesehatan.

Seperti apa proses pemulihan setelah radioterapi?

Pemulihan setelah radioterapi merujuk pada periode di mana tubuh pasien beradaptasi dan memperbaiki diri dari efek radiasi. 

Proses ini melibatkan pemulihan dari efek samping jangka pendek dan penyesuaian dengan perubahan yang mungkin terjadi dalam jangka panjang akibat perawatan. 

Periode pemulihan ini bisa berbeda-beda tergantung pada individu, jenis radioterapi yang diterima, dan area tubuh yang diobati.

Proses pemulihan dan perawatan berkelanjutan

Proses pemulihan biasanya dimulai segera setelah pengobatan selesai. Ini bisa melibatkan perawatan lanjutan dari tim medis, termasuk penilaian terhadap efek samping yang dirasakan dan penyesuaian perawatan sesuai kebutuhan. 

Perawatan lanjutan ini penting untuk memastikan bahwa pasien pulih secara optimal dan untuk mengidentifikasi serta mengelola efek samping jangka panjang.

Langkah-langkah pemulihan setelah radioterapi

Langkah-langkah pemulihan setelah radioterapi bisa berupa:

  • Istirahat yang cukup.
  • Membiasakan diet nutrisi yang ideal.
  • Pengelolaan efek samping dengan obat-obatan atau terapi lain.
  • Menjaga aktivitas fisik yang teratur sesuai kemampuan fisik. 

Pemulihan juga melibatkan dukungan emosional dan psikologis, yang bisa datang dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental.

Pentingnya perawatan lanjutan dan pemeriksaan rutin

Perawatan lanjutan dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk memantau kesehatan pasien setelah radioterapi. Pemeriksaan rutin membantu mengidentifikasi risiko kambuhnya kanker atau munculnya efek samping jangka panjang.

Ini juga memberikan kesempatan bagi dokter untuk menyesuaikan rencana perawatan jika diperlukan dan memberikan dukungan berkelanjutan kepada pasien.

Proses pemulihan setelah radioterapi adalah aspek penting dari perawatan kanker secara keseluruhan, dan memerlukan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi dari tim perawatan kesehatan.

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.