Sebagai alternatif lain dari rokok, banyak yang ingin tahu apakah vape menyebabkan kanker paru-paru, sebagaimana rokok yang menjadi penyebab utama kanker yang satu ini.
Banyak perokok yang beralih pada vape dengan anggapan vape merupakan opsi lebih aman dibandingkan rokok konvensional.
Untuk menjawab hal tersebut, artikel kali ini akan membahas apakah vape menyebabkan kanker paru-paru dan bagaimana vape bisa mempengaruhi kondisi paru-paru penggunanya.
Apakah Vape Menyebabkan Kanker Paru-paru?
Sampai saat ini, belum ada bukti definitif bahwa vape langsung menyebabkan kanker paru-paru seperti rokok konvensional.
Namun, ini bukan berarti aman!
Risiko kanker paru karena vape tetap ada melalui mekanisme lain.
Saat cairan vape (e-liquid) dipanaskan, senyawa seperti formaldehida, asetaldehida, dan akrolein terbentuk. Zat-zat ini tergolong karsinogen—pemicu kerusakan DNA sel paru.
Paparan jangka panjang uap vape meningkatkan biomarker kerusakan sel di saluran napas.
Kumparan pemanas dalam vape dapat melepas partikel nikel, timbal, dan kromium yang terhirup ke paru.
Logam ini memicu stres oksidatif dan peradangan kronis—dua faktor utama dalam perkembangan kanker.
Selain itu, zat perasa seperti diacetyl, terkait dengan bronkiolitis obliterans (atau yang biasa disebut popcorn lung), bisa merusak struktur bronkiolus dan meningkatkan kerentanan terhadap patologi paru.
Pengaruh Vape pada Kesehatan Paru-paru
Sistem pernapasan kita dirancang untuk menghirup udara bersih, bukan uap dengan berbagai bahan kimia.
Ketika fungsi paru-paru terpapar zat asing secara terus-menerus (dari vape), akan muncul reaksi seperti:
1. Iritasi dan Peradangan
Uap vape dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, memicu gejala seperti batuk, sesak napas, dan peradangan bronkiolus.
Zat seperti diacetyl dapat menyebabkan penyakit bronchiolitis obliterans (popcorn lung).
Selain itu, kerusakan jaringan paru-paru yang disebut EVALI (e‑cigarette or vaping‑associated lung injury) telah dilaporkan mengakibatkan nyeri dada, gangguan fungsi paru, bahkan kematian.
2. Ketergantungan Nikotin
Kandungan nikotin vape bersifat adiktif dan mampu menstimulasi sistem saraf pusat sehingga menimbulkan rasa nyaman dan kebiasaan menghisap secara berulang.
Nikotin juga berdampak negatif pada fungsi paru-paru, serta meningkatkan ketergantungan nikotin, terutama pada remaja.
Ini disebut berisiko mengganggu perkembangan paru dan otak, khususnya pada orang-orang yang masih tahap pertumbuhan.
3. Gangguan Pernapasan
Penggunaan efek samping vape jangka panjang dapat berupa asma, infeksi saluran napas, PPOK, bahkan pneumonia kronis.
Selain itu, uap vape bisa memicu respons inflamasi, melemahkan sistem imunitas paru, dan mengganggu fungsi makrofag alveolar, sel penting dalam pertahanan pernapasan.
Baca Juga: Inilah Perbedaan Pneumonia dan Kanker Paru-paru
4. Paparan Zat Karsinogenik
Proses pemanasan cairan vape menghasilkan aldehida (formaldehida, asetaldehida), akrolein, dan TSNA.
Zat ini bersifat karsinogenik dan dapat memicu patologi paru, peradangan, stres oksidatif, hingga mutasi sel—landasan awal terbentuknya sel kanker paru.
5. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Meskipun tidak mengandung tar dan karbon monoksida sebanyak rokok, vape tetap meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan stroke, serta gangguan sistem sistem kardiovaskular karena menambah beban pada paru-paru dan sistem tubuh.
Nikotin mempersempit pembuluh darah, menaikkan tekanan darah, dan mempercepat detak jantung.
Meski belum banyak penelitian yang meneliti tentang apakah vape menyebabkan kanker paru-paru, sebaiknya hindari kebiasaan tersebut, sebagaimana kebiasaan rokok yang berbahaya.
Sebab rokok dan vape sama-sama membawa efek negatif yang signifikan pada sistem pernapasan dan kardiovaskular.
Selain dihindari, penting juga untuk lakukan skrining kanker paru agar risiko kanker paru-paru ini bisa ditanggulangi sedini mungkin.
Salah satu jenis skrining kanker paru-paru yang banyak dituju adalah low-dose CT scan.
Butuh Layanan Low-Dose CT Scan dan Konsultasikan dengan Dokter Terpercaya? Kami Punya Pilihan Terbaiknya!
Salah satu rumah sakit atau medical center yang memiliki layanan low-dose CT scan dengan kualitas andalan adalah Sunway Medical Centre di Malaysia.
Selain penggunaan teknologi yang canggih serta harga yang cukup kompetitif (jika dibandingkan dengan di Indonesia), penanganan kanker paru-paru di Sunway Medical Centre juga bisa diandalkan karena terintegrasi dengan centre of excellence-nya.
Health365.id, sebagai bagian dari 365Asia, bisa bantu jadwalkan appointment, hubungkan dengan dokter spesialisnya, sampai bantu akomodasinya selama di sana.
Selain itu, kami juga banyak bekerjasama dengan berbagai rumah sakit dan medical center di Malaysia hingga Singapura untuk Anda yang butuh layanan medis dari opsi lainnya.
Tertarik buat coba? Ingin tanya-tanya lebih lanjut? Bisa langsung hubungi tim 365Care dari 365Asia dengan klik tombol di bawah ini!
Referensi:
Bittoni, M. A., Carbone, D. P., & Harris, R. E. (2024). Vaping, Smoking and Lung Cancer Risk. Journal of oncology research and therapy, 9(3), 10229. https://doi.org/10.29011/2574-710x.10229
Kundu, A., Sachdeva, K., Feore, A., Sanchez, S., Sutton, M., Seth, S. … Chaiton, M. (2025). Evidence update on the cancer risk of vaping e-cigarettes: A systematic review. Tobacco Induced Diseases, 23(January), 6. https://doi.org/10.18332/tid/192934
Marisa A. Bittoni, David Carbone, Randall Harris; Abstract 2213: Vaping, smoking and lung cancer: A case-control study. Cancer Res 15 March 2024; 84 (6_Supplement): 2213. https://doi.org/10.1158/1538-7445.AM2024-2213
Rose, J. J., Krishnan‑Sarin, S., Exil, V. J., Hamburg, N. M., Fetterman, J. L., Ichinose, F., Pérez‑Pinzon, M. A., Rezk‑Hanna, M., Williamson, E., American Heart Association Council on Cardiopulmonary, Critical Care, Perioperative and Resuscitation, Epidemiology & Prevention, Cardiovascular Radiology & Intervention, Lifestyle & Cardiometabolic Health, Peripheral Vascular Disease, Stroke, & Arteriosclerosis, Thrombosis & Vascular Biology Councils. (2023). Cardiopulmonary impact of electronic cigarettes and vaping products: A scientific statement from the American Heart Association. Circulation, 148(8), 703–728. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000001160
Sahu, R., Shah, K., Malviya, R., Paliwal, D., Sagar, S., Singh, S., Prajapati, B. G., & Bhattacharya, S. (2023). E-Cigarettes and Associated Health Risks: An Update on Cancer Potential. Advances in Respiratory Medicine, 91(6), 516-531. https://doi.org/10.3390/arm91060038
Wang Q, Jiang C, Hsu ML, et al. (2024). E-Cigarette Use and Lung Cancer Screening Uptake. JAMA Netw Open. 2024;7(7):e2419648. doi:10.1001/jamanetworkopen.2024.19648
Zong, H., Hu, Z., Li, W. et al. Electronic cigarettes and cardiovascular disease: epidemiological and biological links. Pflugers Arch – Eur J Physiol 476, 875–888 (2024). https://doi.org/10.1007/s00424-024-02925-0
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.