Untuk para orangtua yang paham akan pentingnya deteksi dini kanker pada anak, mempertimbangkan skrining kanker untuk anak jadi hal yang perlu diperhatikan dengan teliti.
Karena kesehatan sang buah hati adalah prioritas utama, deteksi dini bisa jadi langkah pencegahan paling efektif sekaligus membuka peluang kesembuhan yang lebih besar.
Untuk itu, artikel ini akan membahas apa saja tes skrining kanker untuk anak yang bisa Anda pertimbangkan, mengapa skrining ini penting, dan kapan skrining ini perlu dilakukan.
Jenis Skrining Kanker untuk Anak
Ada beberapa metode tes yang bisa Anda pertimbangkan untuk lakukan skrining kanker untuk anak, seperti:
1. Pemeriksaan Fisik
Ini adalah langkah pertama dan paling dasar.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, mencari adanya benjolan, pembengkakan, ruam, perubahan warna kulit, atau tanda-tanda lain yang tidak biasa.
Pemeriksaan ini penting untuk mendapatkan gambaran awal kesehatan anak secara keseluruhan.
2. Tes Darah
Tes darah dapat memberikan banyak informasi tentang kondisi tubuh anak.
Beberapa tes darah yang sering dilakukan meliputi:
- Hitung Darah Lengkap (HDL): Menunjukkan jumlah sel darah merah, putih, dan trombosit. Kelainan bisa mengindikasikan leukemia atau gangguan lain.
- Tes Fungsi Hati dan Ginjal: Untuk menilai kesehatan organ dan melihat efek samping potensial.
- Elektrolit dan Kimia Darah Lain: Memberikan gambaran keseimbangan tubuh.
3. Tes Tumor Marker
Seringkali ada zat yang kadang ditemukan dalam jumlah lebih tinggi di darah jika ada jenis kanker tertentu.
Tapi penting untuk diingat, tes tumor marker jarang digunakan untuk skrining awal pada anak tanpa gejala karena hasilnya tidak selalu spesifik (bisa tinggi pada kondisi non-kanker).
Contohnya:
- AFP (Alpha-fetoprotein): Terkait dengan tumor kantung kuning telur (yolk sac tumor) dan hepatoblastoma (kanker hati).
- HCG (Human Chorionic Gonadotropin): Terkait dengan tumor sel germinal tertentu.
- NSE (Neuron-Specific Enolase), VMA/HMA: Dapat meningkat pada neuroblastoma.
Tes ini lebih sering digunakan untuk memantau respon pengobatan atau kekambuhan pada anak yang sudah didiagnosis.
4. Biopsi
Biopsi adalah prosedur pengambilan sampel jaringan dari area yang mencurigakan untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Ini adalah cara paling definitif untuk mendiagnosis kanker.
Ada beberapa jenis biopsi, seperti biopsi jarum halus, biopsi inti, atau biopsi bedah terbuka, tergantung pada lokasi dan jenis massa yang dicurigai.
Hasil biopsi akan menentukan apakah sel-sel tersebut bersifat ganas atau tidak.
Baca Juga: Biopsi Gastroskopi – Tujuan, Prosedur, dan Kelebihannya
5. X-Ray/Rontgen
Rontgen menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik dosis rendah untuk membuat gambar bagian dalam tubuh.
Ini sering digunakan untuk melihat tulang dan organ padat, seperti paru-paru.
Dalam skrining kanker untuk anak-anak, rontgen dapat membantu mendeteksi tumor di dada atau kelainan pada tulang.
6. CT Scan (Computed Tomography Scan)
CT scan adalah teknik pencitraan yang lebih canggih daripada rontgen.
Ini menggunakan kombinasi sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar penampang melintang (irisan) tubuh yang detail.
CT scan sangat berguna untuk mendeteksi tumor di organ dalam dan menilai penyebaran kanker.
Prosedur ini dapat memakan waktu lebih lama daripada rontgen dan mungkin memerlukan sedasi untuk anak kecil agar tetap tenang.
7. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar detail organ dan jaringan lunak.
MRI sangat baik untuk melihat otak, sumsum tulang belakang, otot, dan jaringan lunak lainnya.
Ini sering menjadi pilihan utama untuk mendeteksi tumor otak pada anak-anak.
MRI tidak menggunakan radiasi, tetapi prosesnya cukup bising dan juga mungkin memerlukan sedasi.
8. PET Scan (Positron Emission Tomography Scan)
PET scan adalah teknik pencitraan fungsional yang menunjukkan aktivitas metabolisme dalam sel. Sebelum pemindaian, sejumlah kecil bahan radioaktif (tracer) disuntikkan ke dalam tubuh.
Sel-sel kanker cenderung memiliki metabolisme yang lebih tinggi dan akan menyerap lebih banyak tracer, sehingga terlihat lebih terang pada gambar PET.
Ini membantu mengidentifikasi area yang mungkin mengandung sel kanker dan memantau respons terhadap pengobatan.
9. PET/CT Scan
PET/CT scan adalah kombinasi dari PET scan dan CT scan dalam satu alat.
Ini memberikan informasi lokasi anatomis dari CT scan dan informasi aktivitas metabolisme dari PET scan secara bersamaan.
Kombinasi metode pencitraan ini sangat efektif untuk mendeteksi, menentukan stadium, dan memantau berbagai jenis kanker anak.
Mengapa Skrining Kanker Anak Itu Penting?
Meskipun kanker pada anak-anak relatif jarang dibandingkan orang dewasa, itu tetap menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak dan remaja.
Ini beberapa alasan mengapa skrining kanker untuk anak-anak sangat krusial:
- Meningkatkan Peluang Kesembuhan: Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin besar peluang anak untuk sembuh total. Deteksi dini kanker pada anak memungkinkan dimulainya pengobatan lebih awal, yang seringkali lebih efektif dan kurang invasif.
- Mengurangi Komplikasi: Kanker yang tidak terdeteksi dapat tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lain, menyebabkan komplikasi serius dan merusak organ. Skrining membantu mencegah atau meminimalkan komplikasi ini.
- Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu, anak-anak dapat menjalani hidup yang lebih normal dan berkualitas tinggi, meskipun harus melalui perjalanan pengobatan yang menantang.
- Memberikan Ketenangan Pikiran: Bagi orang tua, mengetahui bahwa anak Anda telah menjalani skrining dan hasilnya baik dapat memberikan ketenangan pikiran yang sangat dibutuhkan.
- Identifikasi Faktor Risiko: Skrining juga dapat membantu mengidentifikasi faktor risiko kanker anak tertentu, seperti penyakit genetik anak yang meningkatkan kecenderungan terhadap kanker. Ini memungkinkan pendekatan yang lebih proaktif terhadap pemantauan dan pencegahan kanker anak.
Kapan Skrining Kanker pada Anak Perlu Dilakukan?
Tidak seperti orang dewasa yang memiliki jadwal skrining rutin untuk beberapa jenis kanker (misalnya, mamografi atau kolonoskopi), tidak ada program skrining kanker massal untuk anak-anak.
Ini karena kanker pada anak-anak sangat beragam dan seringkali muncul secara sporadis tanpa pola yang jelas.
Skrining kanker untuk anak-anak umumnya dilakukan berdasarkan beberapa kondisi:
1. Gejala yang Mencurigakan
Jika anak Anda menunjukkan gejala yang tidak biasa, seperti demam yang tidak jelas penyebabnya, penurunan berat badan yang drastis, benjolan yang tidak nyeri, nyeri tulang atau sendi yang persisten, kelelahan berlebihan, atau perubahan perilaku yang signifikan, segera konsultasikan dengan dokter pediatri atau onkologi anak.
Dokter akan mengevaluasi gejala tersebut dan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Riwayat Keluarga dengan Kanker
Jika ada riwayat kanker tertentu dalam keluarga, terutama pada usia muda, dokter mungkin menyarankan pemantauan lebih ketat atau skrining khusus untuk anak Anda.
Beberapa jenis kanker pada anak-anak memiliki komponen genetik.
3. Kondisi Genetik Tertentu
Beberapa penyakit genetik anak diketahui meningkatkan risiko kanker, seperti Down Syndrome (peningkatan risiko leukemia), Neurofibromatosis (peningkatan risiko tumor sistem saraf), atau Retinoblastoma.
Anak-anak dengan kondisi ini akan menjalani pemantauan dan skrining berkala sesuai rekomendasi dokter spesialis.
Sebenarnya tidak ada usia ideal untuk skrining kanker anak secara umum.
Skrining dilakukan ketika ada indikasi medis yang kuat.
Namun, pemantauan kesehatan rutin oleh dokter anak sejak lahir sangat penting.
Dokter anak dapat mendeteksi tanda-tanda awal yang mencurigakan dan merekomendasikan langkah selanjutnya.
Ingin Lakukan Skrining Kanker dan Konsultasikannya dengan Dokter Terpercaya? Health365 Bisa Bantu Anda!
Kunci dari penanganan kanker ada pada deteksi dini dan penanganan yang intensif dari tim medis menggunakan teknologi medis yang canggih, untuk itu pemilian dokter dan rumah sakitnya pun perlu diperhatikan dengan baik.
Untuk hal ini, Health365 bisa bantu Anda hubungkan dengan dokter, rumah sakit, dan medical center terbaik di seantero Asia untuk tangani kanker pada buah hati Anda.
Banyak bekerjasama dengan rumah sakit dan medical center terkemuka dari Malaysia hingga Singapura, Health365 bisa bantu jadwalkan appointment, hubungkan dengan dokter spesialis terbaiknya, sampai bantu akomodasinya selama di sana.
Ingin tanya-tanya lebih lanjut untuk sesuaikan dengan kebutuhan sang buah hati Anda? Bisa langsung hubungi tim 365Care dari Health365 dengan klik tombol di bawah ini!
Referensi:
Gharehzadehshirazi, A., Zarejousheghani, M., Falahi, S., Joseph, Y., & Rahimi, P. (2023). Biomarkers and Corresponding Biosensors for Childhood Cancer Diagnostics. Sensors (Basel, Switzerland), 23(3), 1482. https://doi.org/10.3390/s23031482
Institute of Cancer Research. (2025). Simple blood test could lead to smarter, kinder treatments for childhood cancers. Diakses dari: https://www.icr.ac.uk/about-us/icr-news/detail/simple-blood-test-could-lead-to-smarter–kinder-treatments-for-childhood-cancers
Interiano, R. B., Loh, A. H., Hinkle, N., Wahid, F. N., Malkan, A. D., Bahrami, A., Jenkins, J. J., Mao, S., Wu, J., Proctor, K., Santana, V. M., Pappo, A. S., Gold, R. E., & Davidoff, A. M. (2015). Safety and diagnostic accuracy of tumor biopsies in children with cancer. Cancer, 121(7), 1098–1107. https://doi.org/10.1002/cncr.29167
Lucia Baratto, K. Elizabeth Hawk, Lisa States, Jing Qi, Sergios Gatidis, Louise Kiru, Heike E. Daldrup-Link. (2021). PET/MRI Improves Management of Children with Cancer. Journal of Nuclear Medicine Oct 2021, 62 (10) 1334-1340; DOI: 10.2967/jnumed.120.259747
Nakano, Y., Kuiper, R. P., Nichols, K. E., Porter, C. C., Lesmana, H., Meade, J., Kratz, C. P., Godley, L. A., Maese, L. D., Achatz, M. I., Khincha, P. P., Savage, S. A., Doria, A. S., Greer, M. C., Chang, V. Y., Wang, L. L., Plon, S. E., & Walsh, M. F. (2024). Update on Recommendations for Cancer Screening and Surveillance in Children with Genomic Instability Disorders. Clinical cancer research : an official journal of the American Association for Cancer Research, 30(22), 5009–5020. https://doi.org/10.1158/1078-0432.CCR-24-1098
Printz, C. (2019), Pediatric computed tomography scans: Weighing the risks and benefits. Cancer, 125: 171-173. https://doi.org/10.1002/cncr.31947
Söntgerath, R., Däggelmann, J., Kesting, S. V., Rueegg, C. S., Wittke, T. C., Reich, S., Eckert, K. G., Stoessel, S., Chamorro-Viña, C., Wiskemann, J., Wright, P., Senn-Malashonak, A., Oschwald, V., Till, A. M., & Götte, M. (2022). Physical and functional performance assessment in pediatric oncology: a systematic review. Pediatric research, 91(4), 743–756. https://doi.org/10.1038/s41390-021-01523-5
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi shop.health365.sg.