Meski dosis radiasinya diatur agar tak membahayakan tubuh, banyak yang sering dilema saat akan melakukan CT scan. Itu sebabnya ada juga low dose CT scan, dengan dosis radiasi yang lebih rendah.
Low dose CT scan ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan yang membutuhkan dosis radiasi yang lebih rendah, contohnya untuk skrining kanker paru-paru.
Apa Itu Low Dose CT Scan?
Low dose CT scan adalah jenis CT scan yang menggunakan tingkat dosis radiasi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan CT scan konvensional.
Meski dosisnya rendah, teknologi CT scan ini dirancang untuk tetap menghasilkan gambar organ internal, terutama paru-paru, dengan kualitas yang cukup baik untuk mendeteksi kelainan.
Kuncinya terletak pada algoritma reduksi dosis yang canggih, memungkinkan pencitraan yang efektif tanpa membahayakan keselamatan pasien.
Jenis CT scan ini jadi pilihan yang menarik bagi Anda yang peduli akan jumlah paparan radiasi dalam pemeriksaan medis.
Mengapa Low Dose CT Scan Direkomendasikan?
Rekomendasi utama low dose CT Scan adalah kemampuannya untuk mendeteksi masalah kesehatan secara dini, khususnya kanker paru-paru, dengan risiko yang lebih rendah.
Deteksi dini sangat krusial dalam penanganan kanker, karena semakin awal ditemukan, semakin besar peluang kesembuhannya.
Dengan LDCT, pasien bisa mendapatkan gambaran detail kondisi paru-paru, memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi nodul atau perubahan kecil yang mungkin luput dari pemeriksaan rontgen dada biasa.
Keuntungan signifikan lainnya tentu saja adalah pengurangan dosis radiasi, jadi alternatif yang lebih “nyaman” bagi pasien yang mungkin khawatir dengan efek kumulatif radiasi dari berbagai pemeriksaan.
Siapa yang Dianjurkan Menjalani Low Dose CT Scan?
Meskipun low dose CT Scan menawarkan manfaat besar, pemeriksaan ini tidak selalu direkomendasikan untuk semua orang. Umumnya, LDCT sangat dianjurkan bagi individu yang memiliki risiko tinggi terkena kanker paru. Kelompok ini meliputi:
- Berusia antara 50 dan 80 tahun.
- Memiliki riwayat merokok berat (misalnya, 20 pack-year atau lebih).
- Merupakan perokok aktif atau telah berhenti merokok dalam 15 tahun terakhir.
- Memiliki paparan pekerjaan terhadap asbes, radon, atau karsinogen paru lainnya.
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru.
Penting untuk diingat bahwa keputusan untuk menjalani LDCT harus selalu melalui konsultasi mendalam dengan dokter Anda. Dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan dan faktor risiko pribadi Anda untuk menentukan apakah skrining kesehatan dengan LDCT adalah pilihan yang tepat.
Proses Low Dose CT Scan
Menjalani low dose CT Scan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan prosedur medis CT scan pada umumnya dan cukup sederhana.
Anda tidak perlu khawatir berlebihan karena persiapan CT scan yang dibutuhkan juga cukup simpel.
Persiapan
Saat tiba di fasilitas kesehatan, Anda akan diminta untuk mengisi formulir dan mungkin mengganti pakaian dengan gaun rumah sakit.
Sebelum memasuki ruang pemeriksaan, seorang radiografer akan menjelaskan secara singkat tentang apa yang akan terjadi.
Anda kemudian akan diminta untuk berbaring telentang di meja pemeriksaan yang nyaman.
Meja ini akan bergerak perlahan ke dalam mesin CT scan yang berbentuk seperti donat besar.
Proses Pemeriksaan
Selama pemeriksaan, Anda mungkin akan mendengar suara dengungan dari mesin, yang merupakan hal normal.
Yang terpenting, Anda akan diminta untuk tetap diam dan menahan napas selama beberapa detik pada instruksi tertentu dari radiografer.
Ini sangat penting untuk memastikan gambar yang dihasilkan jernih dan tidak kabur, sehingga dokter dapat melihat detail terkecil sekalipun.
Seluruh durasi pemeriksaan biasanya sangat singkat, seringkali hanya memakan waktu sekitar 5 hingga 10 menit saja.
Anda tidak akan merasakan sakit selama proses ini.
Setelah pemeriksaan selesai, Anda bisa langsung pulang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Untuk hasil pemeriksaan, biasanya akan tersedia dalam beberapa hari dan akan didiskusikan oleh dokter Anda.
Perbandingan Low Dose CT Scan dan CT Scan Biasa
Perbedaan mendasar antara low dose CT Scan dan CT scan biasa ada pada:
1. Tujuannya
Low dose CT Scan dirancang khusus untuk skrining kesehatan deteksi dini kanker paru pada individu berisiko tinggi.
Sedangkan CT scan biasa digunakan untuk diagnosis yang lebih luas dan detail pada berbagai kondisi medis di seluruh tubuh, seperti cedera, infeksi, atau penyakit lainnya.
2. Dosis Radiasi
Low dose CT Scan menggunakan dosis radiasi yang jauh lebih rendah (sekitar 75-80% lebih rendah) dibandingkan CT scan biasa.
Hal ini berkat teknologi CT scan terbaru dan algoritma reduksi dosis yang canggih.
Sedangkan untuk CT scan biasa, menggunakan dosis radiasi yang lebih tinggi untuk menghasilkan gambar yang sangat detail dan komprehensif, sesuai dengan kebutuhan diagnostik yang lebih kompleks.
3. Penggunaan Kontras
Low dose CT scan tidak memerlukan penggunaan zat kontras. Berbeda dengan CT scan biasa yang terkadang memerlukan za kontras untuk membantu menyoroti pembuluh darah atau organ tertentu agar lebih jelas terlihat.
4. Detail Gambar
Meskipun dosisnya rendah, low dose CT scan menghasilkan kualitas gambar yang tetap memadai untuk mengidentifikasi nodul atau kelainan yang kecil.
Sedangkan CT scan biasa memberikan gambar yang sangat detail dan resolusi tinggi dari berbagai struktur dalam tubuh, yang mungkin diperlukan untuk diagnosis kondisi yang lebih kompleks.
5. Risiko
Risiko terkait paparan radiasi pada low dose CT scan sangat minim dan dianggap jauh lebih kecil dibandingkan manfaatnya, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Sedangkan CT scan biasa risiko paparan radiasinya lebih tinggi, namun tetap dianggap aman dalam konteks diagnostik dan manfaatnya melampaui risiko potensial untuk kondisi yang didiagnosis.
Reaksi alergi terhadap zat kontras juga merupakan potensi risiko tambahan pada CT scan biasa.
Manfaat Skrining Low Dose CT Scan
- Deteksi Dini: Membantu mengidentifikasi kanker pada stadium yang masih dapat diobati.
- Tingkat Kelangsungan Hidup yang Lebih Baik: Pasien yang didiagnosis dini memiliki lebih banyak pilihan pengobatan.
- Pencitraan yang Detail: Mendeteksi nodul atau abnormalitas yang terlewat oleh rontgen dada.
- Non-Invasif: Prosedurnya tidak menyakitkan dan selesai dalam hitungan menit.
Tes Diagnostik Lainnya
Selain LDCT, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut jika abnormalitas terdeteksi:
- PET-CT Scan: Memberikan informasi fungsional dan struktural tentang nodul paru.
- Bronkoskopi: Prosedur minimal invasif untuk memeriksa saluran udara.
- Biopsi Paru: Pengambilan sampel jaringan kecil untuk analisis laboratorium.
- Tes Darah: Untuk memeriksa penanda tumor (tumor markers) dan menilai kesehatan keseluruhan.
Estimasi Biaya Skrining Kanker Paru dengan Low Dose CT Scan
Biaya skrining kanker paru dengan LDCT biasanya mulai dari S$400 (sebelum PPN) di Singapura, tergantung pada penyedia layanan kesehatan. Paket di Malaysia mungkin dimulai dari RM500.
Pilihan Negara | Estimasi Biaya (dalam Dolar Singapura dan Ringgit Malaysia) | Estimasi Biaya (dalam Rupiah Indonesia) |
Singapura | S$400 (sebelum PPN) | Sekitar Rp 5.115.240 |
Malaysia | RM500 | Sekitar Rp 1.949.465 |
NOTE: Ini hanya estimasi kasar. Biaya aktual dapat bervariasi berdasarkan pusat medis, tes tambahan yang diperlukan, dan faktor kesehatan individu.
Rekomendasi Skrining Kanker Paru yang Perlu Anda Pertimbangkan
Deteksi dini adalah kunci untuk hasil pengobatan yang lebih baik. Ini pilihan skrining kanker paru-paru, salah satunya low dose CT scan yang bisa Anda pertimbangkan:

Untuk dijadwalkan pemeriksaan low dose CT scan dan skrining kanker paru-paru lainnya, Anda bisa langsung hubungi kami dengan klik tombol di bawah ini!
FAQ
Pemindaiannya sendiri biasanya memakan waktu kurang dari 10 menit. Tidak diperlukan persiapan khusus.
Ya, tetapi dosis radiasinya jauh lebih rendah daripada pemindaian CT standar. Ini dianggap aman untuk individu yang berisiko tinggi terkena kanker paru.
Untuk individu berisiko tinggi, skrining tahunan mungkin direkomendasikan. Dokter Anda akan menentukan jadwal yang sesuai berdasarkan profil risiko Anda.
Dokter Anda mungkin menyarankan pencitraan tindak lanjut, PET-CT scan, atau biopsi untuk memastikan diagnosis. Tidak semua abnormalitas bersifat kanker.
Ya. Meskipun sebagian besar pedoman berfokus pada perokok dan mantan perokok, non-perokok dengan paparan signifikan terhadap faktor risiko (seperti riwayat keluarga atau bahaya pekerjaan) juga mungkin disarankan untuk menjalani skrining.
Info Terkait
- Ingin konsultasi lebih lanjut? Bisa hubungi tim 365Care via WhatsApp (wa.me/6590991662)
- Temukan paket medical check-up dan perawatan medis lainnya di Singapura dan Malaysia.
Artikel Terkait
Kembali ke Saluran Utama: Kanker Paru-paru
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dapat menggantikan saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional. Jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.
Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah kanker, penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya. Untuk membandingkan dan memilih paket pemeriksaan kesehatan dari penyedia layanan medis di Malaysia, Singapura, dan lainnya, kunjungi health365.asia/365mall.